Friday Spirit On Ramadhan 2007

Marhaban Ya Ramadhan

ASSALAMUALAIKUM

HYPNOSIS TRAINING INSTITUTE OF INDONESIA

MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

RAMADHAN 1429 H

MARHABAN YA RAMADHAN

TERANGI RAMADHANMU DENGAN IBADAH, KERJA DAN SEDEKAH

WASSALAMUALAIKUM

Kemampuan Belajar & Mengingat

by: kirdy putra

meningkatkan kemampuan belajar & mengingat untuk seumur hidup


Belajar merupakan sebuah proses seumur hidup bagi setiap orang. Apapun hasil yang diperoleh seorang individu dari proses belajar yang berkelanjutan dalam kehidupannya merupakan hal yang sangat berharga. Banyak aspek yang dapat diperoleh dari proses belajar, apakah belajar sebuah skill baru untuk keperluan dalam pekerjaan, atau mempelajari topik-topik yang menarik untuk keperluan personal misalnya. Semua orang dapat memperoleh keuntungan dari proses belajar yang terus-menerus.


Banyaknya keuntungan yang dapat kita peroleh dari proses belajar, dibarengi juga dengan banyaknya faktor yang bisa menghambat proses belajar. Dua faktor dalam individu yang terpenting adalah rendahnya rasa penghargaan terhadap diri dan kurangnya motivasi. Kebiasaan belajar yang buruk, daya ingat yang rendah, kurangnya apresiasi, gizi yang buruk, dan bahkan beberapa jenis pengobatan dapat memiliki efek samping terhadap kemampuan seseorang menyerap dan belajar sesuatu yang baru. Untungnya, hypnotherapy dapat membantu mengatasi banyak masalah seperti ini. Motivasi merupakan hal yang bersifat emosional, dan datang dari dalam diri seseorang. Dengan mengetahui keuntungan dan hasil dari sebuah pencapaian tidaklah cukup. Perasaan atas keinginan yang sangat kuat untuk mencapai semua hasil itulah yang paling penting. Jika kita memiliki terlalu banyak keinginan pada saat yang sama, kita akan mengalami kesulitan untuk fokus pada tujuan kita, karena banyaknya keinginan-keinginan tersebut menghabiskan waktu dan perhatian kita. Ada kalanya keinginan-keinginan kita dapat melemahkan kekuatan kita dalam mencapai suatu tujuan, atau hanya sedikit dari tujuan kita yang akan tercapai. Seorang individu sebaiknya mampu menetapkan prioritas dirinya. Hypnotherapy dapat membantu kita untuk lebih mampu menetapkan prioritas-prioritas dan menguatkan fokus pada tujuan kita.


Penghargaan pada diri sendiri merupakan suatu hal yang menyatu dengan apresiasi dan keberhasilan. Menentukan tujuan jangka pendek sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang merupakan salah satu langkah awal. Setiap kali sebuah tujuan dicapai; seseorang sanggup mengenali keberhasilan mereka dan memberikan apresiasi terhadap diri mereka sendiri. Hypnotherapy mampu membentuk pola ini dalam sikap diri seseorang.


Kebiasaan belajar yang baik mencakup manajemen waktu dan mengabaikan berbagai hal yang dapat mengalihkan perhatian kita. Pengaturan waktu yang buruk dapat menyedot kondisi energi dan emosi seseorang. Pengaturan waktu yang baik mencakup mengorganisir pekerjaan; memilah-milah pekerjaan besar menjadi pekerjaan-pekerjaan kecil, yang lebih mudah dan cepat untuk diselesaikan. Pengalih perhatian dapat dihilangkan dengan mudah, salah satunya adalah dengan memilih lokasi yang ditentukan khusus untuk belajar.


Untuk memulai belajar, kita dapat mengkondisikan diri kita di tempat tersebut, segera tinggalkan tempat belajar tersebut ketika konsentrasi kita mulai menjadi sulit, atau ketika kita telah selesai belajar di waktu itu. Tempat belajar sebaiknya bebas dari berbagai ganguan yang bisa mengalihkan perhatian kita (seperti TV, Radio, dan tidak ada orang-orang yang hilir mudik setiap saat).


Saat kita belajar, sesungguhnya kita menggunakan tiga tipe memori: Sensory Memory, Motor Skill Memory, dan Concept Memory. Sensory Memory merupakan ingatan yang berhubungan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, dan sentuhan. Motor Skill Memory merupakan ingatan yang berhubungan dengan gerakan dan koordinasi (seperti naik sepeda, mengetik, menari, dll). Concept memory berhubungan dengan kata-kata dan gagasan/ ide. Salah satu cara yang baik untuk belajar adalah membaca secara garis besar di awal, dan mengecil pada hal-hal yang lebih spesifik. Hal ini menolong untuk mempermudah dan mempercepat pemahaman, serta menghindari dari materi bacaan yang tidak relevan.


Buruknya gizi dan akibat dari pengobatan menghasilkan masalah yang berbeda. Konsumsi protein yang terlalu sedikit dalam beberapa macam diet terkadang menyebabkan terjadinya kurang konsentrasi, dan juga masalah stamina dalam berpikir. Obat-obatan dengan jenis Antihistamine serta beberapa jenis pengobatan tertentu dapat menyebabkan rasa kantuk, yang juga membuat keadaan sulit berkonsentrasi. Beberapa jenis pengobatan bahkan memblok beberapa kerja syaraf di dalam otak kita. Dalam kasus ini, dibutuhkan campur tangan dokter medis sembari menjalani program Hypnotherapy.


Bagi kebanyakan orang, hypnotherapy telah berhasil memberikan hikmah, pelajaran, panduan, dan petunjuk untuk menentukan tujuan dirinya untuk belajar, meningkatkan penghargaan pada diri sendiri, serta membentuk motivasi dari dalam diri. Hasil yang dicapai: meningkatnya kemampuan belajar dan terjadinya perbaikan dalam ingatan.

Peningkatan Karir

belajar menentukan dan mencapai tujuan dengan tajam dan terarah

Beberapa orang memiliki impian atas cinta sejati; Beberapa orang bermimpi atas kemakmuran dan kekayaan; Beberapa orang bermimpi akan keberhasilan dalam karirnya; akan tetapi, sangat sedikit orang yang belajar untuk mengubah impiannya menjadi kenyataan. Salah satu penyebab mengapa begitu banyak orang yang mengalami ”kesulitan” untuk mengubah impiannya menjadi kenyataan adalah yang bisa kita identifikasi sebagai ”Sindrom Playpen”.


Sindrom Playpen merupakan sebuah proses yang terstruktur. Biasanya dapat dirasakan pada orang-orang yang menolak diganggu oleh ambisi, kreativitas, ide-ide baru, atau kemajuan zaman. Hal ini memberi tekanan pada diri seseorang dan menghalangi terjadinya pencapaian tujuan. Untungnya, dengan melakukan Hypnotherapy, kita sanggup membantu seseorang untuk mampu melepas Sindrom Playpen ini.


Sindrom Playpen diawali ketika seorang anak belajar dari orang-tua, guru, atau orang-orang yang mereka anggap penting/ berpengaruh bagi diri mereka. Semua ini diawali ketika anak-anak tersebut merasa bahwa mereka hanya akan disukai bila mereka melakukan apa yang telah diperintahkan; jika mereka membuat sebuah masalah, maka mereka tidak akan disukai. Orang tua biasanya tidak dengan sengaja menciptakan sikap ini, tetapi mereka seringkali menempatkan anak-anak mereka dalam posisi yang mengakibatkan terbentuknya pola pikir seperti ini. Anak-anak mendapatkan sebuah ide/ pemikiran bahwa mereka akan disukai dan disayang, selama mereka tidak membuat masalah.


Hal ini, sayangnya, menghambat kreativitas dan memberikan pesan pada pikiran bawah sadar seseorang, bahwa mempertahankan status quo adalah sama dengan disukai dan menjadi tujuan dalam hidup mereka. Mereka tidak belajar untuk mengeksplorasi dirinya, belajar mengambil resiko (walaupun kecil), atau menemukan solusi terhadap berbagai tantangan dalam lingkungan tempat mereka tinggal.


Pesan-pesan ini masuk ke dalam pikiran mereka, dan sejalan dengan berkembangnya umur mereka. Mereka ikut serta dalam berbagai aktivitas olah raga dan terus bermain dalam tim tanpa menilai kemampuan mereka sendiri, dan tanpa motivasi yang sebenarnya untuk meningkatkan kemampuan mereka. Kemudian, mereka akan bekerja di lingkungan yang aman bagi pekerjaan mereka, dengan berbagai benefit/ keuntungan, tanpa mempertimbangkan kemampuan mereka atau kualitas pekerjaan mereka. Sepanjang hidupnya, mereka ditunjang oleh orang lain, dan tidak pernah mengambil inisiatif untuk mengotrol hidup merka sendiri dan membuat impian-impian mereka tercapai.


Hypnotherapy, dapat membantu tiap orang untuk meningkatkan perangkat yang mereka butuhkan dalam mencapai impian mereka, dan membebaskan diri mereka sendiri dari Playpen Syndrome. Program yang berfokus pada goal setting dan pencapaian, dan termasuk di dalamnya sifat, kepercayaan diri, dan motivasi. Goal Setting yang efektif membutuhkan keinginan untuk menyelesaikan, dan hadiah. Problem utama yang dialami oleh banyak orang terhadap tujuan mereka adalah bahwa mereka hanya menentukan “tujuan pencapaian” jangka panjang. Mereka tidak melihat langkah-langkah yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini menyebabkan mereka gagal untuk melihat keuntungan yang akan mereka peroleh, bahkan ketika mereka mengalami sedikit kemajuan.


“Orang-orang yang gagal melihat tujuan mereka,

adalah orang-orang yang bertujuan untuk gagal…”


Tujuan dalam pencapaian jangka pendek sama pentingnya dengan tujuan pencapaian jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan langkah-langkah atas reaksi dari tujuan pencapaian jangka panjang. Seorang mahasiswa misalnya, yang menginginkan menjadi seorang dokter; itu adalah tujuan jangka panjangnya. Pada satu waktu, mereka harus hadir di dalam kelas, mengerjakan tiap tugas yang diberikan, serta lulus dari berbagai ujian yang diadakan. Semua itu merupakan tujuan jangka pendek. Begitu tujuan jangka pendek tercapai, masing-masing menghasilkan sebuah perasaan yang penting atas pencapaian dan menjadi motivasi untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.


Motivasi dan sikap merupakan bagian dari tujuan yang penting. Kita harus memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Kita harus memiliki kepercayaan diri untuk mengetahui bahwa kita mampu untuk berhasil. Hypnotherapy membantu kita menemukan berbagai hal ini di dalam diri kita sendiri.

Q & A : Orang yang Saya Sayangi Menderita Kanker

Q & A bersama Kirdi Putra

Q : Seorang sahabat saya, yang sangat berarti dalam hidup saya, divonis Dokter terkena kanker darah (leukemia). Rasanya sedih sekali melihat keadaannya setiap kali sehabis menjalani pengobatannya.

Apakah sahabat saya masih punya harapan untuk sembuh? . Gun (34 th) - Bandung


A:
Ikut bersedih untuk mendengar penderitaan sahabat kita itu, termasuk simpati untuk semua penderita kanker yang berjuang menyelami hal yang sedang dialami mereka. Masih punya harapan untuk sembuh? Tuhan, dalam seisi alam semestanya, telah menciptakan sebuah sistem yang adil dan seimbang, sehingga jika ada penyakit, tentu pasti ada kesembuhan yang bisa menyertainya, sehingga jawaban pertanyaan itu adalah pasti selalu ada harapan untuk sembuh.

Seperti layaknya semua penderita kanker, dimana ketika dokter memberikan vonisnya, tentu bagi kebanyakan orang, merupakan berita yang mengguncangkan, menyedihkan, bahkan terkadang, ada yang sebenarnya telah kehilangan semangat hidupnya, di hari vonis itu didengarnya. Terkadang, bila saya membaca atau mendengar sebuah kisah nyata, bagaimana seseorang terkena kanker, atau bagaimana seseorang itu berjuang didalam penyakitnya, entah ia kemudian tetap hidup untuk menceritakan perjuangannya maupun semangatnya yang bisa menjadi cerita dan inspirasi kita, karena ia telah meninggal karena penyakitnya itu, semua itu selalu mampu membuat saya berkaca-kaca, dan terkadang menitikkan air mata saya. Saya bisa membayangkan dan merasakannya, untuk berada di posisi itu, untuk mendengar vonis dokter, untuk melihat orang-orang di sekitar berusaha untuk tersenyum, tetapi hati mereka juga menangis.. juga apabila orang yang saya sayangi harus menderita karena penyakit itu... jelas terbayang dan terasa oleh saya... dan saya juga merasa bahwa sedih, takut, dan putus asa merupakan sikap dan reaksi yang wajar, bukan sesuatu yang harus berusaha dihilangkan... bahkan sebisa mungkin, nikmati perasaan ini...

Pertanyaan yang muncul adalah, sampai seberapa lama? Pertanyaan yang bagus... karena kita memiliki emosi, dan merupakan sebuah anugrah untuk dapat merasakan, sedih, takut, putus asa, dan terkadang kemarahan yang amat sangat... keluarkan, karena justru akan merusak di dalam kalau kita putuskan untuk memendam semua emosi itu.. arahkan ke arah yang tepat... beri ruang pada diri kita sendiri untuk meratap... karena pelangi yang terindah biasanya muncul setelah hujan yang paling deras..

Masihkah ada harapan? Pertanyaan itu seharusnya kita balik.. sahabat kita itu akan mampu untuk bertahan bahkan sembuh dari apa yang dideritanya sendiri bila ia masih memiliki harapan yang besar untuk sembuh... harapan memang bukan obat ajaib, yang sanggup menyelesaikan segala masalah seperti yang kita inginkan, bukan... tetapi harapan merupakan suatu kepastian yang harus kita miliki untuk mampu berjuang menghadapi apapun yang terjadi pada kita saat ini, maupun menghadang jalan dan langkah kita ke depan...

Apakah anda pernah mendengar kisah seorang anak perempuan penderita Leukemia (kisah ini merupakan kisah nyata di jepang), dimana seluruh keluarganya tahu bahwa umur anak tersebut tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi? Anak perempuan itu tidak pernah putus berharap, bahwa suatu hari ia bisa kembali sehat dan bermain bersama kawan-kawannya lagi. Suatu malam, ia bermimpi, bahwa jika ia membuat 1000 buah burung origami (origami merupakan seni melipat kertas, dilipat menjadi berbagai macam bentuk, burung, kodok, bangau, dll), maka Tuhan akan memberikannya kesembuhan. Dan, apa yang dilakukannya? Keesokan harinya ia mulai melipat kertas untuk membuat burung origami tersebut. Hari demi harinya, dilaluinya untuk membuat burung dari kertas tersebut. Keadaan anak tersebut semakin lemah, semua orang di sekitarnya menyarankannya untuk beristirahat, tetapi ia tetap berpegang pada harapannya, terus ia membuat burung kertasnya... ia percaya bahwa ia akan terbebas dari penyakitnya, begitu ia menyelesaikan 1000 burung kertas di mimpinya. Semua orang yang melihat keadaannya akan menangis melihat semangatnya. Akhirnya, pada suatu hari, dengan kondisinya yang sudah begitu lemah, ia berhasil menyelesaikan burung kertasnya yang ke 1000, dengan susah payah, tangan mungilnya yang lemah menyelesaikan lipatan kertasnya yang terakhir. Ia tersenyum dan saat itulah ia menutup matanya untuk beristirahat...untuk selamanya...(setiap kali saya menceritakan atau menuliskan kisah ini, saya pun tidak mampu untuk tidak meneteskan air mata saya). Anak perempuan itu memperoleh apa yang menjadi harapannya selama ini, bebas, lepas dari penderitaannya, kembali menyatu bersama sang Maha Kuasa. Tapi apakah yang membuatnya mampu untuk bertahan, dan bahkan menutup matanya dengan senyum di wajahnya? Harapan.

Anda pernah membaca atau mendengar kisah seorang pembalap sepeda yang terkena kanker Prostat? Ya, ada sebuah kisah nyata, dimana ada seorang pembalap sepeda yang terkena kanker prostat (stadium 3), dimana seperti layaknya kebanyakan orang yang divonis seperti itu, dunianya seakan runtuh, seakan kehidupan telah direnggut dari dirinya. Dokter menyarankannya untuk berhenti dari olah raga yang dicintainya, untuk menjalani kemoterapi. Dalam hari hari yang penuh dengan kesedihan dan ketakutannya, iapun menyadari, bahwa ia tidak dapat menolak hal yang sudah terjadi pada dirinya, tetapi ia mampu untuk memilih reaksi atas apa yang menimpa pada dirinya. Akhirnya, setelah ia menangis, meratap, dan merenung, iapun berdiri, dan memandang tegak ke depan, dan memutuskan, ”saya akan sembuh, dan saya akan bersepeda kembali, dan saya akan memenangkan apa yang menjadi hak saya... saya akan ikut Tour de Franc, dan saya akan menang...”. Anda tahu apa yang terjadi? Pria itu, setelah beberapa tahun berjuang melawan kankernya, ia dinyatakan sembuh oleh dokter, dan diperbolehkan untuk kembali berlatih bersepeda, dan dia membuktikan semua ucapannya. Pria itu, mengikuti kejuaraan berkelas dunia di prancis, Tour de Franc. Pria itu tidak hanya memenangkan kejuaraan balap sepeda kelas dunia itu sekali, tetapi 7 kali, ya, pria itu tidak lain adalah Lance Armstrong, seorang pembalap sepeda kelas dunia. Menurut anda, apakah yang membuatnya bisa sembuh dan bangkit kembali? Ya, Harapan.

Jadi, kalau saya harus menjawab pertanyaan, apakah orang yang kita sayangi masih punya harapan untuk sembuh? Maka, saya akan kembali bertanya, apakah ia masih punya harapan sebagai orang yang masih hidup dan mau menjalani kehidupannya kembali?

Bagaimana cara membantunya untuk meringankan apa yang dideritanya?

Banyak.. dari membangun motivasinya dari dalam, mengingatkannya bahwa apapun yang terjadi pada dirinya, ia tetap dapat memilih reaksi yang dilakukannya.. dan yang terpenting, apapun yang kita lakukan, lakukan dengan hati, lakukan dengan kasih sayang.

Terkadang memang sulit untuk bisa memahami kesedihan, kemarahan, dan ketakutan seseorang. Bayangkan, kalau kita yang berada dalam posisi tersebut, untuk menghadapi sebuah penyakit yang (katanya) belum ada obatnya... tidak salah bagi siapapun yang hanya melihat kegelapan dan jalan buntu di hadapannya... tapi itulah yang membuat jelas apa yang dibutuhkannya, sedikit cahaya terang, harapan...

Tunjukkan bahwa apa yang dideritanya, bukanlah sebuah akhir, tapi awal yang baru... bahwa rasa sakit, sedih, marah, dan takut bukanlah untuk dilupakan dan dihilangkan, tapi untuk diberikan waktu, untuk dinikmati... bahwa emosi itu manusiawi, dan ia sanggup untuk menentukan targetnya sendiri, kapan ia selesai melepas semua emosinya itu, dan siap bangkit... dan kita ada di sampingnya... untuk menjadi tangan yang menahannya ketika terjatuh, untuk menjadi matanya ketika dunia terasa gelap, untuk menjadi telinga yang mendengar semua derita dan kepediahnnya... ada di sampingnya saat ia membutuhkannya...

Tahukah anda, bahwa proses penyembuhan, misalnya kemoterapi, menjadi tidak lagi efektif, ketika penderitanya telah kehilangan semangat hidupnya? Ya, kondisinya akan sangat berbeda, dibandingkan penderita yang menjalani proses penyembuhan, dan memiliki harapan hidup yang besar (karena akan mempengaruhi kadar endorfin dalam tubuh, meningkatkan imun system dalam diri, repiratory yang lebih baik, dll). Jadi, kita bisa bantu orang yang kita sayangi itu, untuk mengingatkannya, untuk memandunya, untuk mendampinginya, bahwa ia bisa memberikan perhatian dan fokusnya, pada kesembuhannya, bukan penyakitnya... fokuslah pada tujuan.. bukan rasa sakit yang menderanya... pandulah melalui pengalaman yang dirasakannya, bahwa segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan (everything happen for a reason).. dengarkan dia..

Lama kelamaan... salah satu kekuatan yang sangat berpengaruh pada tubuh kita... pikiran bawah sadar kita... terpengaruh... oleh fokus kita... oleh hal yang kita konsisten tanamkan berulang-ulang... dan kekuatan pikiran bawah sadar inilah yang akan mengaktifkan semua unsur pendukung (kadar endorfin, imun sistem, perbaikan dalam respiratory, peredaran darah, dll) untuk kesembuhan... dan sekali lagi, selalu ingat dan tanamkan harapan... beranilah untuk berharap, karena manusia hidup dan maju dengan kekuatan harapan... beranilah untuk berharap...

Menangislah, karena air mata itulah yang menyejukkan hatimu...

Merataplah, karena suaramu itulah yang menyampaikan doamu...

dalam,

kepedihan,

ketakutan,

kemarahan...

semuanya engkau yang merasakan,

semuanya engkau yang memperjuangkan,

semuanya,

adalah pilihanmu...

menangislah, karena akan terbit esok oleh senyummu...

merataplah, karena akan kuat esok oleh juangmu,

berjuanglah,

bukan karena takut terkalahkan,

berjuanglah,

karena engkau tahu kemenangan telah menunggumu...

berjuanglah...

- Kirdi Putra 07/08/2007

Menjadi Orang yang Berpikir Positif


Menjadi Orang yang Berpikir Positif

(disadur dari ”become a positif thinking person” oleh Unknown)


Jerry adalah seorang manager salah satu restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia hampir selalu menjawab,

"Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!"


Banyak pelayan di restorannya ikut keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain.


Mengapa demikian?


Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya (attitude). Jerry merupakan seorang motivator alami, jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami.


Gaya Jerry tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari, aku menemui Jerry dan bertanya padanya, "Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya?".


Dengan tersenyum, Jerry menjawab, "Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku sendiri, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku

dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya. Aku selalu memilih sisi positifnya."


"Tetapi kan tidak selalu semudah itu" protesku.


"Ya, memang begitulah" kata Jerry kembali, "Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang di sekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup."


Beberapa tahun kemudian, aku mendengar Jerry mengalami musibah yang mengerikan yang dapat terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan Rumah Sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya.


Aku menengok Jerry enam bulan setelah terjadinya musibah tersebut. Saat aku bertanya pada Jerry, bagaimana keadaannya, dia menjawab, "Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku?" Aku melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.


"Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang" jawab Jerry. "Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk tetap hidup atau mati. Aku memilih untuk tetap hidup."


"Apakah kamu tidak takut?" tanyaku.


Jerry melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata 'Orang ini akan mati'. Aku tahu aku harus mengambil tindakan."


"Lalu, apa yang kamu lakukan?" tanyaku.


"Di sana ada suster gemuk yang bertanya padaku" kata Jerry. "Dia bertanya apakah aku punya alergi. 'Ya' jawabku. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Peluru!' Di tengah tertawa mereka aku katakan, 'Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati'."


Jerry dapat hidup bukan hanya karena keahlian para dokter, tetapi juga karena pilihan sikapnya hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia, bahwa tiap hari kita dapat memilih apakah kita akan menikmati hidup atau membencinya.


Satu hal yang benar-benar merupakan milik kita yang tidak bisa dikontrol oleh siapapun adalah pilihan sikap hidup kita sendiri, sehingga ketika kita mampu mengendalikannya, maka segala hal dalam hidup ini menjadi lebih mudah.

Meningkatkan Performa Olah Raga

Artikel By Kirdi Putra

mencapai kemampuan terbaik dengan pikiran bawah sadar

Banyak atlet olah raga berusaha meningkatkan performanya melalui latihan yang terus-menerus, tetapi ternyata, ada aspek lain yang menentukan keberhasilan seorang atlet dalam meraih prestasi yang diinginkannya.Dengan memberikan latihan hanya pada fisik dan mengabaikan aspek pikiran, hanya berhasil menghasilkan performa yang biasa-biasa saja.

Memprogram ulang pikiran bawah sadar tidak akan secara instant mengubah seorang olahragawan akhir pekan menjadi seorang juara nasional dengan sekejab, tetapi dengan melakukan program ulang pikiran bawah sadar mampu membantu seseorang mencapai kemampuan terbaiknya.


Bagaimana caranya?


Pertanyaan yang sangat bagus. Dengan mempersenjatai para atlit dengan kemampuan konsentrasi yang baik, fokus pada tujuan yang lebih jelas, kemampuan visualisasi, dan yang paling penting, sikap positif yang sangat kuat.


Kebanyakan coach olah raga setuju, bahwa 80% performa atlit ditentukan oleh sikap dan kondisi mental. Konsentrasi merupakan hal yang sangat vital, tetapi seringkali sulit untuk dikembangkan pada diri seseorang. Metode memprogram ulang pikiran bawah sadar terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi pada diri seseorang. Sugesti yang dibangun melalui proses ini mampu membantu seseorang untuk fokus pada apa yang sedang dikerjakannya dan menghindarkannya dari berbagai hal yang mampu mengalihkan perhatiannya.


Goal setting (penetapan tujuan) juga merupakan hal yang esensial. Tanpa adanya tujuan, apapun pekerjaan yang dilakukan tidak akan menuju ke suatu titik keberhasilan yang jelas. Sebuah tujuan haruslah spesifik, atau akan menjadi tidak mungkin menyatakan bahwa sebuah pekerjaan berhasil tercapai atau tidak. Contohnya? Misalnya, untuk kita mampu bermain tenis dengan lebih baik itu merupakan tujuan yang sangat umum sifatnya, tetapi meningkatkan kemampuan service forehand atau backhand adalah suatu hal yang sifatnya realistis, serta mudah untuk dicapai (karena bagi pikiran kita, sifatnya sangat realistis dan dapat dibayangkan).


Visualisasi juga menghasilkan elemen esensial untuk mencapai keberhasilan. Latihan secara mental sebelum bertanding misalnya, dapat meningkatkan kepercayaan diri selama pertandingan. Visualisasi pada saat pertandingan juga mampu menghasilkan hasil yang cukup dramatis (luar biasa).

Membayangkan juga sebaiknya mencakup semua indra yang kita miliki, tidak hanya terbatas pada kemampuan visual. Seorang atlit renang misalnya, akan ”melihat” pemandangan ketika dirinya sedang berenang, ”mencium” bau air dan klor di sekitarnya, ”merasakan” dinginnya air ketika ia mulai berenang, dan ”mendengar” tepuk tangan penonton di sekitarnya ketika ia memenangkan pertandingan. Latihan dengan menggunakan semua indra ini membutuhkan latihan yang terus menerus, secara mental (di dalam pikiran).


Banyak atlit professional yang mencoba beberapa bentuk dari Self hypnosis untuk membantu mereka mencapai keberhasilan mereka. Lance Armstrong misalnya… Atlet sepeda ini mengalami sebuah mimpi buruk yang bisa dialami oleh seorang manusia, vonis kanker. Ketika dokter memvonisnya dengan kanker prostat stadium 3. Saat itu, ia merasa bahwa ini adalah sebuah mimpi buruk yang menjadi kenyataan, ketika semua cita-citanya dirasakannya hancur berkeping keping.


Kanker prostat? Untuk atlet sepeda?


Kiamat. Itu yang dirasakan oleh seorang Lance Armstrong… tapi tangis dan penyesalan hanya bertahan sebentar, ia memutuskan untuk menjalani hidupnya, berobat bukan sebagai orang sakit, tetapi sebagai seseorang yang masih memiliki harapan. Inilah yang membuat proses kemoterapinya mengalami kemajuan pesat. Saat-saat penantiannya, ditengah rasa sakit dan terapinya, dia berbaring di tempat tidurnya dan di dalam pikirannya melatih performanya dalam bersepeda. Dia membayangkan dirinya sendiri melalui semua proses yang terjadi. Dia membayangkan melihat tubuhnya mengayuh sepeda; dia merasakan sentuhan tangannya memegang stang sepedanya. Dia membayangkan semua performanya secara sempurna – melihat dirinya sendiri di dalam pikirannya, melalui semua maneuver-manuver sepedanya dengan baik, lengkap, dan percaya diri. Ia melihat dirinya sendiri sebagai seorang pemenang, yang melalui garis finish sebagai orang pertama.

Hasil dari semua itu? Sebuah performa yang sempurna, ditunjukkan dengan kemenangannya dalam Tour de Franc 7 kali berturut-turut, segera setelah dokter menyatakan kesembuhannya.


Mukzizat? Keajaiban?


Mungkin ya… tetapi ada yang lebih penting, itu adalah sikap positif. Mungkin kita tidak dapat menciptakan keajaiban setiap saat, tetapi sikap dan pikiran yang positif tentu terbukti telah sering berhasil mengundang terjadinya keajaiban.


“Keajaiban tidak diciptakan, tetapi diundang dengan sikap dan pikiran yang positif..”

Hypnotherapy sebagai salah satu metode program ulang pikiran bawah sadar, terbukti dapat membantu seseorang dalam mengubah pikiran negatif dan menghilangkan kegugupan dalam dirinya. Sebuah performa yang buruk tidak lagi menyebabkan kemarahan, demotivasi, atau reaksi negative emosi lainnya.


Kegugupan ketika seseorang melakukan sesuatu (performa olah raga) terkait langsung dengan ketakutan atas kegagalan, ketakutan atas dipermalukan atau bahkan ketakutan akan keberhasilan yang akan dicapainya (dengan pemahaman bahwa keberhasilan akan membuat orang-orang di sekitar mengharapkan lebih lagi dari dirinya) dapat ditangani dan dihilangkan. Sebagai hasil, konsentrasi, koordinasi, dan tehnik akan berkembang semuanya dengan pesat. Hasilnya? Prestasi puncak...

Hypnotherapy untuk Anak-anak




anak-anak merupakan subjek yang sangat baik untuk hypnotherapy


Bagaimana Hypnotherapy dapat berguna bagi anak-anak? Banyak sekali, lebih dari yang dapat kita bayangkan. Hypnotherapy dapat membantu untuk menghilangkan kebiasaan masa kecil yang berlanjut, seperti ngompol, menghisap jempol, dll. Hypnotherapy juga dapat membantu kebiasaan belajar yang baik, meningkatkan konsentrasi dan kemampuan belajar, meningkatkan motivasi, kreativitas, dan penghargaan terhadap diri sendiri. Hypnotherapy juga dapat membantu perasaan sedih atau kehilangan. Yang terpenting, hypnotherapy dapat menghilangkan potensi kerusakan secara psikologis yang mungkin ditimbulkan oleh kesalahpengertian kata-kata dari orang tua atau lingkungan di sekitar anak tersebut.

Sejarah hypnotherapy memiliki segudang pengalaman tentang banyak orang dewasa yang mencari pertolongan untuk mengerti dan menerima pengalaman masa kecil mereka. Suatu hal yang luar biasa bahwa kerusakan dapat tercipta dari kesalahpahaman, tujuan yang baik tetapi ditanggapi secara salah, khususnya dari sumber yang terpercaya, seperti orang-tua atau guru.

Anak anak memiliki personalitas dan karakter yang unik, seperti halnya orang dewasa. Mereka juga memberikan tanggapan terhadap komentar dari figur yang memiliki otoritas atas mereka, dengan cara mereka sendiri. Sebagai contoh, ada orang tua yang mungkin melihat raport anaknya dengan nilai-nilai yang buruk, dan mencoba suatu pendekatan yang kita sebut sebagai ”reverse psychology” (psikologi terbalik) untuk memotivasi anaknya. Orang tua tersebut mungkin akan mengatakan sesuatu seperti ”saya tidak percaya bahwa anak saya bodoh”. Jika anak dari orang tua tersebut memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi, perkataan itu justru memprovokasi mereka untuk mencoba lebih giat lagi; sebaliknya, jika anak tersebut memiliki sifat insecure, maka komentar tersebut akan membuat mereka percaya bahwa mereka benar-benar bodoh, atau lebih buruk lagi, bahwa orang tuanya (ayah atau ibunya) tidak mencintai mereka. Hal ini terjadi di dalam pikiran bawah sadar sang anak, yang dapat aktif dengan segera maupun menunggu waktu yang tepat untuk mulai merusak kehidupannya.

Hypnotherapy dapat membantu seorang anak untuk mengerti apa yang sebenarnya dimaksud, dan mencegah terjadinya kesalahpahaman yang dapat menyebabkan luka emosional yang akan membatasi perkembangan personal atau performanya dalam kehidupan.

Seorang anak sebenarnya merupakan subjek yang sangat baik untuk Hypnotherapy. Diawal setiap program, seorang hypnotherapist harus menyempatkan waktunya untuk berbincang-bincang dengan anak yang sedang menjalani sesi terapi; untuk mengetahui apa yang disukai dan tidak disukainya. Hal ini akan memastikan bayangan terbaik yang akan digunakan, sehingga anak tersebut akan memiliki respon positif terhadap hypnotherapy.

Saat mereka mengembangkan durasi perhatian yang cukup, seorang anak sangat mudah memasuki kondisi hypnosis. Seorang anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bermain games dan memasuki dunia fantasi atau pengalaman dalan berpura-pura; yang kemudian mereka masuk secara total kedalamnya. Karena alasan ini, permainan dapat merupakan metode yang sangat baik untuk menerapkan sugesti yang bersifat terapetic. Boneka tangan dan boneka hewan biasanya mampu menarik perhatian seorang anak dan merupakan alat yang sangat bagus untuk menerapkan sugesti terapetic.

Seorang anak mungkin tidak menyadari kekuatan dari visualisasi, walaupun mereka memiliki bakat alami untuk berkhayal dan menggambarkan berbagai hal di pikiran mereka. Mereka merespon dengan sangat baik terhadap kisah-kisah dan dongeng sebelum tidur. Mereka senang membayangkan bahwa mereka merupakan bagian dari cerita yang sedang diceritakan, dan mereka masuk ke dalam kondisi hypnosis dengan mudah.

Hypnotherapy juga dapat memberikan beberapa hal yang positif bagi anak-anak usia remaja. Hypnotherapy dapat secara efektif meningkatkan kemampuan konsentrasi dan belajar. Hypnotherapy juga dapat berguna untuk menghadapi masalah perilaku, seperti kenakalan remaja dan ketergantungan obat. Pada remaja, motivasi merupakan hal yang sangat penting. Adalah suatu hal yang esensial bahwa mereka mengerti dan menginginkan perubahan itu terjadi pada diri mereka sendiri.

Demitosisasi Hipnotis

membongkar mitos di seputar hipnotis


Apa itu hypnosis? Hypnosis merupakan salah satu alat terapi (yang luar biasa) untuk mengakses pikiran bawah sadar seseorang, untuk mencapai tujuan personal, atau mempengaruhi perubahan di dalam diri seseorang. Hypnosis dapat digunakan secara tersendiri ataupun digabungkan dengan teknik terapi lainnya secara fleksibel.



Karena kekuatan yang tampaknya luar biasa, ada beberapa hal dan prosedur yang kurang dimengerti mengenai hypnosis, atau munculnya anggapan bahwa hypnosis merupakan sesuatu yang buruk, hal ini semata-mata karena pemahaman konsep yang salah. Hypnosis sendiri sudah ada semenjak zaman prasejarah, dan kedokteran barat telah mencoba untuk mengungkapkan rahasianya semenjak tahun 1700an. Tetapi baru dua dekade terakhir kita benar-benar mencoba untuk mengerti apa sebenarnya hypnosis itu, dan apa gunanya untuk kita.



”Berbagai mitos di seputar hypnosis telah mengundang banyak orang,dari berbagai kalangan untuk mengungkap rahasia di balik kehebatannya, rahasia yang tampaknya mampu mengendalikan pikiran orang lain..”



Sayangnya, banyak kesalahan konsep mengenai hypnosis yang telah berkembang selama berabad-abad, dan masih ada di pikiran banyak orang. Jika kita bertanya pada orang kebanyakan di jalanan, apa yang mereka pikirkan tentang hypnosis, mereka akan menjawab dengan berbagai macam jawaban, antara lain: kondisi tidur, ketidaksadaran, pengendalian pikiran (mind control), atau bahkan kebanyakan akan menjawab ”Magic”. Semua hal ini salah, tetapi sayangnya terus berlanjut, dan diperkuat oleh berbagai tulisan di novel-novel dan film-film (contohnya, banyak film horror dan spionase, menampilkan hypnosis sebagai cara tokoh jahat untuk mengontrol korbannya). Banyak orang yang mencoba melakukan hypnotherapy seringkali menghabiskan waktu di sesi awal untuk menceritakan konsep yang benar mengenai hypnosis.



Hynosis bukanlah merupakan kondisi tidur, ketidaksadaran, pengendalian pikiran, atau “Magic” atau ”Mistik”. Pada kenyataannya, hypnosis merupakan tingkat kesadaran seorang individu yang tinggi. Dalam banyak kasus, subject biasanya menyadari penuh dan sanggup memberikan respon terhadap sugesti yang diberikan, baik secara verbal atau non verbal. Berikan sugesti pada seorang subject hypnosis dengan spesifik, sesuatu yang ”masuk akal”, maka mereka akan menanggapinya dengan baik, tanpa adanya penyerahan kendali diri ataupun ”Magic” di dalamnya. Tidak ada seorangpun yang dapat di hypnosis melawan kehendak bebasnya (free will); dan tidak ada seorangpun orang yang terhypnosis dapat melakukan sesuatu yang melawan kehendak bebas mereka. Ketika kita benar-benar mempelajari hypnosis, maka kita akan melihat bahwa ini adalah sebuah fakta, sebuah kenyataan ilmiah.



Saat ini hypnosis dikondisikan sebagai ”kondisi pikiran terfokus”, ketika seorang subject (yang dalam pengaruh hypnosis) memilih untuk mengalami hal yang relevan dengan sugesti yang diberikan, memblok berbagai hal lainnya. Hypnosis juga dapat dideskripsikan sebagai konsentrasi yang terpandu. Panduan yang diberikan dapat dilakukan oleh seorang hypnotherapist atau oleh diri sendiri, dengan menggunakan Self-hypnosis.



Apapun yang kita pikirkan, hypnosis merupakan metode untuk berkomunikasi secara langsung dengan pikiran bawah sadar seseorang. Beberapa orang menyadari luar biasanya kekuatan pikiran bawah sadar terhadap kehidupan mereka. Penyebab dari berbagai “kebiasaan buruk” telah berakar di dalam ingatan atau persepsi yang mungkin sudah terlupakan oleh pikiran sadar tetapi tetap berada di dalam pikiran bawah sadar. Hypnosis adalah alat untuk membantu kita mampu mengakses pikiran bawah sadar kita dan mengubah kebiasaan buruh tersebut secara relative mudah dan cepat.



Walaupun hypnosis bukanlah obat ajaib untuk segala penyakit dan masalah, tetapi di banyak hal, telah terbukti sangat membantu kita dalam kehidupan sehari hari. Misalnya untuk meningkatkan kemampuan mengingat, meningkatkan konsentrasi, melepaskan diri dari masalah insomnia (kesulitan tidur), menghadapi ketakutan (phobia), melepaskan diri dari kebiasaan buruk (seperti merokok, gigit kuku, narkoba, dll), mengendalikan rasa sakit (untuk melahirkan, dll), dan mengendalikan stress.



“Hypnosis bukan obat ajaib yang sanggup mengatasi semua masalah, tetapi mampu meningkatkan kualitas kehidupan dengan relatif cepat dan mudah..”



Hypnosis merupakan alat yang dapat digunakan oleh tiap orang yang mau mempelajarinya, dan merupakan sebuah alat bantu yang sebaiknya kita miliki dan mengerti.


Mengapa? Temukan sendiri jawabannya…

Q&A : Anakku Tidak Punya Rasa Takut



Bersama Kirdi Putra

Q: Anakku tidak punya rasa takut, tokoh kartun yang tidak mati-mati, membuat anakku tidak takut pada apapun. Bagaimana menjelaskan antara kenyataan dengan dunia kartun?Ani-Jakarta

A: Menjelaskan antara kenyataan dengan dunia kartun merupakan hal yang cukup menantang untuk dilakukan bagi anak-anak, karena masa anak-anak adalah masa ketika semua nilai dan kepercayaan dalam diri dan pikiran terbentuk, sehingga pikiran seorang anak kecil, itu seperti spons. Karena pikiran seorang anak mirip seperti spons, menyerap segalanya seperti apa adanya, maka apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan, itulah merupakan kenyataan baginya. Jadi apa yang harus kita lakukan, apakah kita harus selalu mendampingi dia untuk tiap film yang ditontonnya? Tentu jawaban pertanyaan ini akan bertabrakan dengan waktu kita sebagai orang tua kan?

Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Benar, bahwa kita harus mendampingi anak kita ketika menonton acara-acara di televisi, dimana bahkan untuk beberapa tayangan kartun, bisa saja terjadi salah persepsi mengenai apa yang bisa dilakukan di dunia nyata dengan tidak. Yang kita lakukan ketika mendampingi anak kita, sambil menonton tayangan kartun tersebut, sambil bermain tanya jawab dengan anak kita itu. Tanyakan pada dia ”itu beneran atau bukan?” (seorang anak akan lebih suka dan lebih cepat menangkap untuk hal-hal yang berbentuk permainan dan interaktif, apalagi dengan orang tuanya), kalau jawabannya salah, tidak perlu bilang ”Kamu salah”. Kenapa? Karena dia belum tahu atau belum masuk di pikiran bawah sadarnya, mana yang salah dan mana yang benar. Cukup kasih tahu ”Yang benar ini....” sambil beritahu mana yang benar/ nyata. Kalau benar? Berikan penghargaan, misalnya dengan tepuk tangan bersama-sama, dengan kecupan mesra, dan banyak lagi yang bisa kita berikan untuk sang buah hati.

Nah, diakhir acara nonton film bersama-sama ini, kita beri sebuah ”wejangan”, seperti ”Nah, kamu kan pinter, jadi yang boleh, yang tadi kamu bilang bener ya... yang salah, itu Cuma untuk film, kan kamu orang beneran, beda sama film”.

Banyak hal-hal kecil yang bisa kita komunikasikan dengan si buah hati, Cuma butuh kesabaran dan kesadaran kita dahulu...

Bagaimana membuat anak tahu antara yang bahaya dengan yang tidak?

Sebetulnya seorang anak sama persis seperti kita, mampu menyerap berbagai hal di sekelilingnya, tinggal bagaimana kita mengerti jalan pikirannya, sehingga kita mengenal bagaimana cara berkomunikasi yang tepat dengan logika seumur anak kita.

Ajak buah hati kita bermain-main. Misalnya, daerah rumah kita adalah daerah yang banyak ular masih sering masuk ke area rumah. Maka kita ingin mengajarkan dia, bahwa ular berbahaya, karena terkadang bisanya bisa mematikan. Maka yang kita lakukan adalah, mengajaknya menonton tayangan mengenai ular, atau melihat buku dengan gambar-gambar ular. Kemudian, katakan pada anak kita sambil bermain, dengan menggunakan tangan kita, seolah-olah seekor ular, dan kita katakan ”kalau ini ular, dan dekat sama kamu, trus kalau di pegang, dia nggigit... kayak gini!” (sambil tangan kita mencontohkan menggigit anggota tubuh si anak). Hal ini bisa diulangi beberapa kali, sambil kemudian kita beri tahu anak kita solusinya, ”nah, caranya biar gak digigit ular gimana?”. Biarkan dia memikirkan caranya sendiri, kita hanya memberikan panduan, misalnya dia nggak bereaksi ”mama/papa lari ah, naik ke atas meja kalau ada ular”, atau ”kalau liat ular, lari ke arah lain yang gak ada ular (sambil berlari, biarkan buah hati kita mengikuti)”.

Atau misalnya, kita mau mengajarkan ke anak kita mengenai ketinggian. Rata-rata tokoh kartun di film, kalau jatuh, gak mati-mati.. kita bisa ajarin anak kita untuk bermain loncat-loncatan, dari yang tingginya kita masih bisa loncat ke bawah (bersama-sama), sampai pada ketinggian yang bisa kita kira-kira anak kita gak bisa loncat, baru kita bilang, ”kita belum bisa loncatin ini, nanti kalo kamu sudah agak besar, baru bisa kita loncat lagi..”, trus kita kembali ulangi dari awal, sampai dia berhenti pas ketinggian yang dia belum bisa loncati.

Mudah? Nah, sekarang saatnya mencoba kan...

Bagaimana membuat anak mengerti mana yang harus berani mana yang harus ditakuti?

Intinya, ketika kita bicara dengan seorang anak (usia 3 – 7 tahun), sampaikan segala sesuatu dengan cara yang FUN, yaitu sebisa mungkin dengan permainan. Ini adalah salah satu bentuk komunikasi, yaitu komunikasi non verbal. Ketika kita mencoba mengkomunikasikan maksud kita HANYA dengan kata-kata, maka seringkali tidak memperoleh tanggapan yang sesuai dari anak kita, bukan karena dia tidak mau atau tidak mengerti, bukan, tetapi terkadang persepsi dan logika yang ditangkap berbeda.

Seorang anak, masih dalam proses pembentukan nilai dan kepercayaan, yang semuanya itu merupakan proses bawah sadar seseorang, jadi ketika kita mau membentuk nilai dan kepercayaan, misalnya membedakan mana yang harus berani, dengan mana yang harus ditakuti, maka gunakan bahasa bawah sadar, yaitu komunikasi non verbal.

Apa itu komunikasi non verbal? Begini, misalnya kita mau ajarkan anak kita untuk tidak takut pada gelap (sementara kebanyakan tayangan di televisi justru menakut-nakuti anak-anak dengan tayangan tentang hantu-hantu, sehingga langsung menyamakan bahwa kondisi gelap pasti berhantu), kita bawa buah hati kita ke depan ruangan yang gelap. Ketika dia ketakutan, katakan ”di kamar gelap ini sama kayak kamar lainnya..”, lalu yang kita lakukan, nyalakan lampu di ruangan itu, ajak si kecil masuk, kemudian ajak keluar lagi. Lakukan berulang ulang. Setelah dia mulai berani, berikan alat untuk dia bisa menjelajah ruang gelap itu, yaitu senter. Setelah berulang-ulang kali, dan sudah ada keberanian dari dirinya, ajak ia masuk bersama-sama, tanpa senter tentu saja.

Inilah yang kita sebut komunikasi non verbal, yaitu komunikasi dengan langsung dipraktekkan dan dengan bahasa tubuh.

Siap mencoba untuk sang buah hati? Siapa takut...

Anakku Tidak Mau Curhat Padaku

Tulisan Kirdi Putra Untuk HTII


Anak saya tertutup sekali, sering sekali terlihat kalau dia punya masalah, tetapi hanya dipendamnya di dalam hati. Terkadang saya merasa putus asa, ingin sekali saya menjadi orang tua yang bisa dipercaya untuk dia berbagi cerita.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini kesalahan saya?

Ada berbagai karakter manusia, ada berbagai sifat manusia, ada berbagai jenis perasaan manusia. Coba bayangkan kalau Tuhan menciptakan manusia semuanya sama. Sepertinya dunia yang akan sangat membosankan bukan, dimana semua orang sama, reaksinya sama, jalan pikirannya sama, karakternya sama. Nah, terbentuknya sifat, perasaan, karakter, dan berbagai hal dalam diri manusia ini tercipta sebagai sebuah proses. Proses yang berkelanjutan, proses yang terjadi semenjak kita tercipta di dunia ini.


Maksudnya bagaimana? Misalnya begini, ketika seorang anak dari kecil diberikan kebebasan untuk bercerita, ditunjukkan keindahan berbagi cerita, diajak untuk saling bercerita, tanpa di kritik, di komentari, di hakimi (judment), tentu saja dia akan merasa nyaman dan aman untuk menceritakan apapun. Terlepas dari apapun yang diceritakannya, baik positif atau negatif, dia tahu, bahwa rekan bicaranya (orang tua) akan menghargai ceritanya. Yang perlu diperhatikan, adalah bagaimana caranya menanggapi cerita sang anak. Tahukah bahwa terkadang kita cuma membutuhkan teman yang mau mendengar keluh kesah kita? Begitu halnya dengan anak kita. Mungkin berbagai nilai-nilai yang kita ketahui, belum diketahui oleh sang anak? (lho, coba kita lihat, apa yang sudah kita lalui, dan apa saja yang sudah dilalui oleh anak kita, beda jauh kan?) Tapi ini juga bukan memberikan kita hak untuk berkata dalam hati ”kamu kan anak kecil, tahu apa kamu”, apalagi sampai terucap di mulut kita terhadap dia. Belum lagi berbagai nilai-nilai baru yang (mungkin) saja kita bahkan tidak sempat tahu? Tidak sempat tahu? Iya, apakah kita 7 hari dalam seminggu, 24 jam dalam sehari, selalu bersama anak kita? Nggak kan, kita tidak tahu acara TV dan adegan apa saja yang dia tonton (sinetron, kartun, film, dll), kita tidak tahu apa saja masukan dari lingkungan di sekitarnya (guru, teman, pembantu, dll), jadi, banyak sekali yang kita tidak tahu di sini. Nah, coba bayangkan, kalau anak kita sudah bercerita (apalagi dengan susah payah), kemudian tanggapan kita berbeda jauh dengan yang dia harapkan (apalagi tanggapan kita mengkritik, meng”kuliahi”, atau bahkan menghukumnya), kira-kira menurut logika (sebagai seorang anak), apa sih yang akan dirasakan oleh anak kita itu?


Ada sebuah pertanyaan buat kita semua, siapa sih, yang suka kalau cerita kemudian sudah dikomentari, di hujat, di kritik apalagi kemudian disalah-salahkan? Tentu saja lama kelamaan, terbentuk mekanisme pertahanan diri (di dalam pikiran bawah sadar) si anak tersebut untuk melawan, salah satunya dengan diam (seolah-olah, pikirannya berkata ”lho, kalau saya cerita, pasti deh nanti saya di kritik, di salahkan, di komentari, nggak mau ah”). Kalau ini terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka ini akan menjadi bagian dari kebiasaan si anak tersebut. Jadilah ini bagian dari karakter si anak, pendiam dan menyimpan semuanya di dalam pikiran dan hatinya.


Salah siapa? Menurut saya, bukan salah siapa-siapa. Hampir tidak mungkin orang tua memiliki niat buruk terhadap anaknya, dengan sengaja ingin membuat si anak takut, tidak PD, pemalu, dan lain sebagainya. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa sang orang tua belum mengetahui cara berkomunikasi yang tepat untuk berhadapan dengan anaknya, dengan karakteristik sang anak. Belum. Daripada kita menyesali ”kesalahan” yang pernah kita perbuat, bukankah lebih baik kalau kita mulai memikirkan bagaimana cara untuk memperoleh hasil yang kita inginkan? Untuk mengetahui keinginan, cita-cita, dan potensi dari anak kita itu.. dan ini semua membutuhkan sedikit usaha lebih dari kita (tapi, bukankah itu indahnya tugas sebagai orang tua?). Bukankah sebenarnya kita bisa mengatur reaksi dari anak kita, kalau kita mau mencoba untuk mengubah cara kita berkomunikasi dengan mereka? Jadikan ini sesuatu yang fun, sebuah permainan. Anggap saja, kita sedang berusaha berkomunikasi dengan makhluk yang telah dititipkan Tuhan pada kita, dan memiliki cara berpikir yang (boleh saja) berbeda dengan kita, memiliki reaksi yang (bisa jadi) berbeda dengan kita. Jadi, siapa bilang tugas sebagai orang tua itu mudah? Nggak ada, tapi bukankah itu indahnya akan nilai sebagai orang tua? Menjadi telinga untuk anak kita ketika ia bersedih (walaupun saat itu kita sedang sangat lelah), menahan diri untuk tidak menghakimi dan meng-”kuliahi”nya (walaupun saat itu kita sedang kesal), menjadi tangan yang mendorongnya maju (walaupun terkadang kita harus menahan diri untuk melihatnya jatuh). Indah bukan, karena nilai yang kita tanamkan itulah yang akan menjadi pijakannya seumur hidup kelak, dan dengan itulah kita akan dikenang dalam pikiran dan hatinya. Lihatlah keindahannya...


Bagaimana caranya supaya dia mau lebih terbuka pada saya?


Banyak orang yang berkata ”kamu bisa percaya pada saya”, atau ”kamu boleh bercerita pada saya”, tetapi ada sebuah pertanyaan yang ingin saya tanyakan, bukankah rasa nyaman itu tidak bisa dipaksakan? Seperti halnya dengan rasa cinta, rasa marah, dan berbagai perasaan yang lainnya? Apakah kita bisa memilih rasa aman kita bercerita pada orang lain? Apakah kita bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta? Susah bukan? Kalau begitu, apakah kita bisa dengan mudah membuat anak kita bercerita pada kita hanya dengan kata-kata (apalagi petuah dan perintah)?


Kalau anak kita belum merasa nyaman, percaya, atau aman (utk hari dan pikirannya) untuk bercerita pada kita, mungkin kita bisa mencoba pendekatan lain untuk bisa berkomunikasi dengannya (dua arah). Bukankah komunikasi itu tidak hanya bicara? Banyak cara komunikasi yang sebenarnya kita sudah tahu (surat, sms, gambar, rekaman suara, dll), yang bisa kita manfaatkan. Mungkin kita bisa mengajaknya untuk bertukar cerita dengan menggunakan surat. Bertukar cerita? Ya, cara termudah untuk membuat anak kita mau berbagi cerita dengan kita, adalah dengan kita dulu membagi cerita atau perasaan kita dengannya. Lakukan ini dengan ketulusan, bukan sesuatu yang dilakukan karena keterpaksaan, ceritakan dengan hati kita. Pakai surat (kuno sekali!)? Iya, kita bisa meletakkan surat yang isinya cerita tentang perasaan, kegiatan, dan banyak hal yang kita alami hari itu, yang kita letakkan di tempat yang hanya dia yang bisa membacanya (meja belajar, tempat tidur, komputernya, dll).


Kenapa begitu? Prinsipnya adalah, kalau kita ingin dia terbuka, maka bukalah diri kita terlebih dahulu. Jadilah contoh untuk ditiru, bukan ”Boss” yang memberikan perintah (kita juga tidak akan curhat ke boss kita di kantor, walaupun dia berkata ”mulai saat ini, kalian bisa curhat pada saya ya”, nggak juga kan? Kecuali memang dari dulu kita sudah bersahabat dengan boss kita itu). Juga gunakan berbagai cara yang mungkin bagi anak kita lebih nyaman (surat menyurat, email, bahkah games-games kecil yang kita lakukan, yang bisa membuat mereka merasa nyaman, bahkan fun untuk berbagi. Terakhir, konsistenlah pada apa yang sudah kita mulai..

Selamat bermain...