Pelatihan HTII

MIDAS

Program Institusi

Midas (“Awaken Balung Sugih Within”)

Sebentuk pelatihan hasil kerja keras selama lebih dari 8 (delapan) tahun, melalui riset dan pengalaman mendalam mengenai prinsip-prinsip sukses, menggabungkan prinsip program pikiran & hati, disiplin diri, dan kekuatan perangkat financial untuk mencapai tujuan financial pribadi.

“I hear I forget, I see I remember, I do I understand..”

Kata-kata tersebut diambil dari salah satu pepatah Cina kuno yang ditulis oleh Confusius beberapa abad silam. Kata-kata tersebut memberi gambaran, bahwa proses belajar yang didasarkan pada pengalaman akan lebih mudah dimengerti oleh seseorang yang sedang mempelajari suatu hal.

Inilah sebuah program singkat, yang dibuat dengan berbagai metode yang praktis dan aplikatif, melalu praktek dan pengalaman langsung, untuk menanamkan prinsip KAYA dari dalam DIRI sendiri. Dengan metode KHUSUS untuk membangun kekuatan “BALUNG SUGIH” (Tulang Kaya, seseorang yang mampu mencapai kekayaan melalui apapun yangRAHASIA yang selama ini menjadi PEGANGAN para orang-orang yang KEKAYAANNYA selalu BERLIPAT dan berlipat dari WAKTU ke WAKTU… disentuhnya) dari dalam diri. Sebuah

Midas pada dasarnya merupakan teknik membangun motivasi dan kemampuan memprogram disiplin diri, untuk mencapai kemampuan financial yang diinginkan.Mind & Heart Reprogramming) yang Dengan menggabungkan kekuatan pemprograman hati & pikiran (Neo-Psychology (NLP & Applied Hypnotherapy), serta perencanaan keuangan dengan berbagai perangkat financial menggunakan teknik yang LUAR BIASA. Perangkat keuangan yang seringkali BELUM kita ketahui, bukan karena TIDAK ada, tetapi kita BELUM mengetahui, bahwa untuk mencapai KEKAYAAN yang kitaMUDAH. INGINKAN, ternyata sangatlah

Dipandu dengan metode yang sederhana, DIJAMIN mampu untuk membuka pikiran dan hati SEMUA pesertanya. Mampu MEMBANGKITKAN motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam hal FINANSIAL, melalui sebuah proses yangSEDERHANA dan MAMPU untuk dicapai SEMUA orang.

Bayangkan apabila kita memiliki target keuangan RATUSAN juta rupiah (bahkan MILYARAN Rupiah) hanya dengan menggunakan mulai dari 100 (seratus) ribu rupiah saja. TIDAK MASUK AKAL??

JAMINAN UANG KEMBALI apabila program ini :

TIDAK MASUK AKAL dan TIDAK DAPAT DIPRAKTEKKAN.

Semua proses ILMIAH dan LEGAL, menggunakan berbagai kekuatan diri sendiri dan perangkat KEUANGAN yang SAH secara hukum di NKRI.

Master Trainer/ Coach

KIRDI PUTRA, ST, CHI, CHt, NLP.
Business, Motivational, & Hypnotherapy

Managing Partner Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII, Medan, Malang, Surabaya, dll)

Narasumber JakTV, TransTV, MetroTV, RCTI, Trans7, AnTV

Narasumber radio Woman (94.3FM), Lite FM (dulu Ramako, 105.8FM)

Narasumber di berbagai majalah, tabloid, koran (Koran Tempo, Tempo, Gatra, Fit, dll)

Penulis beberapa m-Book & m-Therapy (sms 9788)

Professional Personal Coach, Therapist, Pelatihuntuk Performa Puncak (Minset & Heartset)

Perancang, penemu metode DNA Change, Telepatic Marketing, Detox Mental

YUMOKO AGASTIA, SE, CFP.
Personal
Consultant, Financial Planner

Formal Partner Hypnosis Training Institute of Indonesia

Former Treasury of IBRA (Indonesia Banking Restructurization Agency/BPPN)

Former Chief of Trader (in several Respectable Trading House & Securities)

Professional Personal Consultant, Pelatih untuk Performa Puncak (Finance)


Durasi Pelatihan

Dynamic Hour (tergantung kebutuhan institusional, 4 jam – 2 hari)

CP:

Emma 08561076322

10 Ciri Orang yang Berpikir Positif

10 Ciri Orang yang Berpikir Positif

(disadur dari ”10 Ciri orang yang Berpikir positif” oleh Unknown)


Banyak orang berusaha meningkatkan kemampun diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positif yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru
jalan pikirannya.


1.
Melihat masalah sebagai tantangan

Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai kesulitan hidup yang terlalu berat dan membuat hidupnya jadi (paling) sengsara sedunia. Semua orang pasti punya masalah, kita seringkali tidak mampu menentukan berbagai masalah dan tingkat kesulitan yang datang pada kita, tetapi kita mampu mengubah cara pandang kita terhadap masalah itu kan?


2.
Menikmati hidupnya

Pemikiran positif mampu membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar

hati, meski tak berarti ia tidak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik. Paling tidak, ketika kita menikmati hidup, kita mampu menikmati proses (yang mungkin menyakitkan mental dan diri kita) sepanjang perjalanan menuju taraf kehidupan yang lebih baik.


3.
Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide

Dengan berpikiran terbuka tersebut, boleh jadi ada banyak hal baru yang mampu membuat segala sesuatu lebih baik. Toh perbedaan pikiran atau ide tidak membuat kita rugi kan? Justru membuat kita memiliki pilihan lebih banyak. Pilihan cara, pilihan tujuan, pilihan arah, dan lain sebagainya. Keterbukaan pikiran juga menimbulkan rasa nyaman dan empati dari lawan bicara kita.


4.
Mengarahkan pikiran negatif setelah pikiran itu terlintas di pikiran

”Memelihara” pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Tetapi untuk menghilangkan pikiran negatif itu juga bukan hal yang mudah bukan? Makin kita coba untuk hilangkan, biasanya pikiran negatif itu (sedih, marah, kecewa, dll) justru makin kuat. Jadi? Kita bisa beri arah dan nilai yang berbeda, jadikan sebagai motivasi, dasar untuk berubah menjadi lebih baik.


5.
Mensyukuri apa yang dimilikinya

Berterima kasihlah selalu, untuk apa yang sudah kita miliki, bukan berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dimiliki. Ketika kita mampu berterima kasih dan menghargai apapun yang telah diberikan oleh Sang Maha Kuasa pada diri kita, maka justru kita mampu semakin melihat berbagai peluang dan kesempatan yang ada di depan mata kita.


6.
Tidak mendengarkan gosip yang tidak menentu

Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tidak ada ujung pangkalnya adalah sebuah perilaku yang dijauhi si pemikir positif. Daripada menghabiskan waktu untuk sekedar ”memuaskan” ego kita, gunakan waktu yang kita miliki untuk hal-hal yang lebih produktif. Ingat, kita tidak akan pernah tahu sampai kapan umur kita, bisa setahun lagi, 6 bulan lagi, seminggu lagi, atau satu jam lagi, hidup ini terlalu singkat, gunakan secara positif dan produktif.


7.
Tidak membuat alasan, tapi langsung melakukan tindakan

Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya. Apa yang kita pikirkan, sebenarnya bisa kita wujudkan menjadi sebuah tindakan, namun, seringkali kita dibatasi oleh pertanyaan-pertanyaan ”apa bisa?”, ”apa pasti berhasil?”, ”gimana kalau gagal?”. Mau tahu sesuatu? Segala sesuatu tidak pernah berhasil kalau Cuma ngomong doang di kepala, cukup pikirkan hal yang sederhana, lalu laksanakan. Kalau gagal? So what? Kita juga bisa berjalan tegak, sewaktu kecil juga belajar berdiri dulu kan? Berapa kali kita gagal dan mencoba lagi?


8.
Menggunakan kalimat-kalimat yang positif

Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimis, seperti "Masalah itu pasti terselesaikan" dan "Dia memang pantang menyerah". Semua kata-kata positif yang benar-benar keluar dari hati kita. Ketika kita hanya mengatakan kata-kata positif di mulut saja, dan hati kita tidak berkata seperti itu, sebenarnya kita baru saja membohongi diri kita sendiri, kita baru saja memprogram berbagai hal negatif yang kita katakan dalam hati ke diri kita sendiri. Jadi, siapa yang rugi?


9.
Menggunakan bahasa tubuh yang positif

Komunikasi bukan hanya berbentuk kata-kata dan tulisan saja (verbal), tetapi juga bisa berarti dengan ekspresi wajah dan gerak tubuh. Tersenyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan, mencitrakan sebuah kebahagiaan, kebebasan, dan kemudahan dalam hidup. Orang-orang yang berpikiran positif mampu berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'. Semua ini membangun semangat dan motivasi dari dalam diri, maupun orang orang di sekelilingnya.


10.
Peduli pada citra dirinya

Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam. Bukankah keindahan atau kecantikan yang permanen itu muncul dari dalam keluar? Kita mampu membangun citra diri yang positif ini dengan selalu berpikir positif untuk apapun yang menimpa diri kita. ’Energi’ yang kita ciptakan di dalam pikiran kita, pasti memancar keluar, mempengaruhi orang-orang di sekitar kita, kalau kita membangkitkannya dengan cukup kuat dan cukup sering.

Ketika Cara Saling Berbeda

Artikel By Kirdi Putra "Ketika Cara Saling Berbeda"


”Kok ayah dan bunda beda sih?” kata si kecil pada suatu hari, ”kata ayah boleh main dulu baru minum susunya, kata bunda, harus disiplin, minum dulu sampai habis, baru boleh main keluar, gimana dong?”


Pernah mengalami hal seperti diatas? Dimana anak merasa bingung dengan aturan yang berbeda yang diberikan oleh kedua orang tua?


Kita sebagai manusia dewasa pasti pernah mengalami masa kanak-kanak, dimana banyak sekali faktor yang membentuk kita selama ini. Mulai dari pola asuh, lingkungan, sampai berbagai macam hikmah kehidupan yang kita peroleh. Berbagai jenis emosi yang pernah kita rasakan (bahagia, sedih, marah, semangat) membentuk kita dalam memandang dunia, termasuk pandangan kita terhadap orang-orang yang kita cintai.


Ketika kita mulai melangkah memasuki sebuah pintu kehidupan baru, yaitu menjadi orang tua, berbagai pandangan, pola pikir, dan pola perasaan yang kita miliki itu perlahan lahan mulai kita terapkan pula pada anak-anak kita. Nah, disini mulai menarik.

Kenapa?


Karena sebuah institusi yang disebut rumah tangga merupakan sebuah institusi yang dibentuk dari 2 orang yang berbeda, yang saling berjanji, bukan untuk mengubah satu sama lain, tetapi untuk mengerti satu dengan yang lainnya. Jadi, ketika mulai muncul kehadiran anak-anak yang kita cintai, dan telah dititipkan pada kita, kita mulai masuk ke chapter baru dalam kehidupan, yaitu chapter orang tua, dan chapter mendidik anak.


Menarik?


Sangat menarik, tentu saja. Ketika kita mendedikasikan pikiran dan hati kita untuk mendidik dan mengarahkan anak kita, dan hal ini merupakan tanggung jawab bersama sebagai orang tua (suami & istri), ada 2 bentuk pandangan, pola pikir dan perasaan yang berbeda, dalam mendidik 1 orang anak.


Perbedaan dalam pandangan, pola pikir, dan perasaan ini bisa menjadi sebuah jurang pemisah dalam mendidik dan mengarahkan anak, karena seperti contoh perbincangan di atas, yang mampu membuat ”Hang” pikiran anak kita, itu juga mampu menghasilkan berbagai macam konflik. Berbagai macam konflik yang muncul antara suami dan istri, maupun konflik yang muncul antara orang-tua dan anak.


Konflik bukanlah sesuatu yang sifatnya negatif, bukan.. tetapi hasil dari konflik itulah yang kemudian menentukan. Konflik hanyalah sebuah alat, yang kita bisa gunakan, baik untuk mencapai hasil yang positif atau justru menghasilkan sebuah kehancuran, hal yang negatif.


Konflik yang dimanfaatkan dan dilakukan dengan cara yang benar, mampu menghasilkan saling pengertian dan pelajaran untuk di masa mendatang. Sedangkan konflik yang bertumpu pada kepentingan ego tiap orang (harus menang, harus setuju, dll), justru mampu menghasilkan perpecahan atau kehancuran.


Tapi, hey, kita tidak fokus pada konflik di sini kan?


Tidak, kita fokus pada cara dalam mendidik dan mengarahkan anak, konflik hanya salah satu ”alat” yang muncul di pertengahan jalan, yang muncul karena adanya perbedaan-perbedaan, yang tentu saja merupakan hal yang wajar untuk terjadi.


”kenapa ya, mama bilang boleh, tapi papa bilang nggak, yang bener siapa sih?”


Pertanyaan ini bukanlah sebuah pertanyaan yang aneh bagi anak kita, seperti halnya pertanyaan di awal artikel ini bukan? Nah, ketika terjadi perbedaan dalam mendidik seorang anak, sebenarnya ini sudah kita ketahui bersama merupakan hal yang sangat wajar. Tugas kita adalah, bagaimana untuk secara konsisten, menghasilkan sebuah ”aturan bersama” (unity code of conduct) dalam mendidik buah hati kita tersayang.


Bagaimana caranya?


Caranya? Bukankah kita tadi sudah tahu bahwa ada sebuah ”tool” yang namanya Konflik? Apapun hal yang disikapi berbeda oleh 2 orang atau lebih, mampu menimbulkan konflik, baik konflik mulut, konflik pendapat, konflik ideologi, dan masih banyak lagi. Intinya adalah perbedaan yang mencuat ke permukaan. Pertengkaran bukanlah konflik itu sendiri, itu adalah hasil dari konflik, konflik pola pikir misalnya. Diskusi merupakan hasil dari konflik, ketika ada 2 orang yang punya pemikiran berbeda, masing-masing berusaha mengemukakan pendapatnya, muncul konflik, yang kemudian disikapi dengan diskusi. Sehingga hasil diskusi yang diharapkan adalah pengertian dari kedua belah pihak. Jadi, ada cara yang bisa kita gunakan untuk mendidik anak kita, antara lain:


  1. Buat aturan main bersama (unity code of conduct), untuk berbagai hal yang akan kita terapkan pada sang buah hati, untuk mendidik dan mengarahkannya. Hal ini bisa kita berlakukan bersama, ketika sepasang suami istri saling berkomunikasi intens (ngobrol di meja makan, ngobrol santai di ruang tengah, ngobrol di kamar, dll), kita bisa menyamakan goal (tujuan) dan cara dalam mendidik anak kita. Banyak aturan yang bisa didiskusikan bersama (secara garis besarnya, karena masing-masing juga punya cara dan teknik berkomunikasi yang berbeda kan?)
  2. Untuk hal-hal yang secara tiba-tiba bisa muncul, yang belum diatur dalam aturan bersama, maka kita boleh membuat ”aturan sementara”, yang kita juga sampaikan pada anak kita. Yang perlu diingat disini, kita wajib menginformasikan pasangan kita mengenai ”aturan sementara” ini, dimana bisa didiskusikan kemudian, apabila aturan sementara tersebut ternyata punya konsekwensi yang berbeda dengan harapan bersama, maka bisa dilakukan perubahan pada ”aturan sementara” tersebut, menjadi bagian dari ”aturan main ”bersama (tambahan).
  3. Tetap lihat semua aturan tersebut dari sisi pandang sang buah hati.. buat ”aturan main” yang mampu membiarkan kreativitas anak tetap berkembang, yang mampu membuat anak mandiri, dan lain sebagainya. Buat sebuah ”aturan main” dan buat anak mengerti kegunaan ”aturan main” itu bagi dirinya, dan selalu ingat, sampaikan dengan cara yang fun.. dan menarik.. dan. Hey, namanya juga ”aturan main”, bisa dikomunikasikan dengan cara yang fun kan?


Wah, butuh effort lebih tuh, gak gampang ya?


BENAR sekali.. tidak gampang.. tapi juga tidak susah apalagi mustahil kan?


Yang dibutuhkan dari diri kita hanyalah mau belajar, dari manapun dan dengan cara apapun, dan yang terpenting adalah KEMAUAN untuk membangun jembatan KOMUNIKASI, baik dengan pasangan kita maupun dengan anak kita.


“Inti dari bagaimana kita berkomunikasi adalah respon apa yang di dapat/ ditunjukkan dari lawan bicara.”


Apapun yang terjadi dalam komunikasi kita dengan pasangan, dengan anak, pelajari, jadikan itu sebagai pelajaran yang berharga bagi kita. Ketika kita menghadapi penolakan, menghadapi keputus-asaan, menghadapi kekeras-kepalaan.. itu semua hanyalah respon.. tetap belajar, ubah cara komunikasi kita, dan temukan berbagai kemungkinan-kemungkinan baru dalam kehidupan, temukan kualitas hubungan dan komunikasi yang luar biasa dengan orang-orang yang kita cintai.


”You never know if you never try”


Bukankah hidup ini adalah sebuah permainan, yang sudah disusun dan diberikan Sang Maha Kuasa pada kita semua, yang didalamnya ada kebahagiaan, kesedihan, semangat, dan lainnya?


Saatnya membangun komunikasi untuk kebersamaan dalam mendidik anak..


Kirdi Putra, CHI, CHt, NLP.

Professional Personal Coach

(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

Phone. +62 21 7918 2940, +62 3283 9866

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

Hasil Polling Bulan Juni 2008

Ada 4 orang yang masuk di polling HTII bulan JUni 2008 ini. Mereka secara jujur mengatakan bahwa " Saya Belajar Hypnosis Untuk ": Yang jawab untuk Diri sendiri ada 1 orang atau 25 %, sama dengan jawaban untuk BIsnis dan pengobatan. Nah yang menjawab belajar Hypnosis untuk Diri sendiri, keluarga dan kerjaan ada 2 orang atau 50 % sama dengan pilihan Karena Saya Seorang Motivator.

Dari jumlah jawabannya memang tidak sama dengan jumlah yang masuk. Karena, kami mengijinkan polling ini diisi dengan lebih dari 1 pilihan.

Terima kasih atas partisipasinya dan ikuti Polling Bulan Juli ya.

5 Cara untuk Mengurangi Depresi


5 Cara untuk Mengurangi Depresi

(disadur dari “5 Tips to Reduce Depression” oleh Wayne F. Perkins, CHt.)

Ketika berbagai keadaan kehidupan dan ekonomi semakin berpengaruh pada banyak orang di seluruh dunia, semakin banyak orang yang menderita karena depresi. Semakin kita focus pada berbagai kejadian yang mempengaruhi keadaan ekonomi, makin kita mengalami depresi. Apapun penyebabnya, kita merasa bahwa itulah penyebab dari depresi yang dirasakan. Berikut ini ada 5 (lima) cara yang memungkinkan kita mengurangi depresi kita dengan cukup besar.

1. Kurangi membaca surat kabar

Suratkabar seringkali menampilkan berbagai cerita negative dari waktu ke waktu. Bahkan dalam keadaan yang damai sekalipun, suratkabar pasti menemukan berbagai hal yang buruk yang terjadi dalam kehidupan, serta menempatkan opini negatif sebagai tampilan utama, untuk mempromosikan berita di surat kabar tersebut pada para pembacanya. Cerita-cerita yang didalamnya terdapat perang, kematian, kehancuran, kerusakan, kejahatan, dan keputus-asaan dalam segala aspek kehidupan.

Kurangi membaca suratkabar, atau minimal hindari membaca berita-berita yang memberi masukan negative pada otak kita.

2. Kurangi menonton Televisi

Menonton tayangan tentang berita-berita negative tentang ekonomi dan berbagai hal mengenai kejahatan merupakan hal yang meningkatkan kadar depresi dalam diri kita. Kenyataannya, biasanya kita merasakan ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan yang memungkinkan depresi mulai berkembang di dalam diri kita. Kalaupun kita benar-benar harus menonton tayangan seperti ini, berjanjilah pada diri sendiri bahwa kita hanya focus pada berbagai hal yang ingin kita raih dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Salah satu cara kita dapat menghilangkan berbagai input negative dalam pikiran kita adalah menentukan focus kita pada masa depan. Kita akan menyadarinya di masa depan, bahwa banyak berita-berita negative tersebut bukanlah hal yang menarik untuk menjadi perhatian.

Ketika ada teman, kenalan, atau siapapun datang ke tempat tinggal kita, pastikan bahwa kita mematikan televise kita. Berita-berita di televisi dapat mengganggu perhatian dari tamu kita, karena isi pemberitaan yang berkisah seputar perang, kematian, kerusakan, dan berbagai hal yang menakutkan secara emosi lainnya. Scroll text yang bergerak di bawah tayangan televisi mampu mempengaruhi perhatian kita dan tertahan di dalam pikiran bawah sadar kita. Tayangan televisi yang negative mampu mengganggu semangat positif yang kita miliki.

3. Katakan hal yang baik tentang Orang lain

Ada petuah dan saran yang berkata “"jika kita tidak dapat mengatakan hal yang baik tentang seseorang, maka jangan katakan apapun”. Bagaimanapun, ketika kita menemukan diri kita sendiri dalam sebuah percakapan dan seorang kenalan kita mengatakan “ingat si A?”, “dia seorang alkoholik lho..”, katakan “ya A memang seorang alkoholik dan dia adalah salah seorang yang paling dermawan yang saya pernah kenal”.

Hubungkan kalimat negative dari orang di depan kita tentang si A dengan hal yang positif tentang A. Buat diri kita untuk mampu menemukan hal positif dalam diri dan kalimat tiap orang dan simpan semua pikiran negative dan tidak membiarkan depresi untuk menguasai kehidupan kita.

4. Berlatihlah secara Fisik

Banyak orang yang telah dewasa melupakan bergerak, berlatih, dan berolahraga ketika mengalami depresi. Pastikan bahwa kita berlatih setiap hari, dan memberikan suplai oksigen lebih banyak ke sel-sel otak kita. Hasil dari berlatih fisik akan meningkatkan kesehatan dan perilaku (attitude) kita.

Dengan makin sehatnya tubuh kita, semakin terpenuhinya suplai oksigen pada seluruh tubuh kita, khususnya pada otak kita, makin mampu kita untuk berpikir dan bertindak lebih kreatif, lebih cepat, dan lebih terfokus pada apa yang menjadi tujuan kita di masa depan.

5. Bernafaslah dalam dan relaks

Berlatihlah untuk bernafas yang tepat untuk merelakskan tubuh dan pikiran kita. Bernafaslah dalam dan relaks. Berikan 3 menit dalam tiap jam untuk “liburan singkat” secara mental.

Kita dapat menerapkan latihan ini ketika kita sedang berdiri di antrian belanja di supermarket atau ketika kita sedang mendengarkan pembicaraan di telepon. Kita dapat melakukan latihan ini di rumah dan di tempat kerja kita.

Ambil tiga nafas panjang dan relaks. Ketika kita menarik nafas, berkonsentrasilah pada pikiran yang menenangkan. Kita bisa berpikir tentang berbagai hal yang menenangkan, seperti membayangkan daerah pengunungan, di pinggir pantai, atau tempat yang paling kita anggap nyaman di kamar atau rumah kita.

Ketika kita melepas nafas, fokuslah untuk melepas semua tekanan keluar dari paru-paru kita, lepas bersama udara yang kita hembuskan.

Fokuslah pada bayangan positif dalam kehidupan kita. Fokuslah pada gelak tawa, cinta, semangat, dan harapan-harapan dalam hidup kita.

Tetap bernafas dengan pola seperti ini sampai kita merasa lebih nyaman. Jika kita melakukan latihan ini sesering mungkin, kita akan menyadari berbagai perubahan yang luar biasa dalam penampilan dan berbagai aspek di dalam kehidupan kita.

Jadi, kurangi depresi kita sekarang! Nikmati kehidupan keluarga kita, teman-teman kita, dan kehidupan kita.