Q & A : Orang yang Saya Sayangi Menderita Kanker

Q & A bersama Kirdi Putra

Q : Seorang sahabat saya, yang sangat berarti dalam hidup saya, divonis Dokter terkena kanker darah (leukemia). Rasanya sedih sekali melihat keadaannya setiap kali sehabis menjalani pengobatannya.

Apakah sahabat saya masih punya harapan untuk sembuh? . Gun (34 th) - Bandung


A:
Ikut bersedih untuk mendengar penderitaan sahabat kita itu, termasuk simpati untuk semua penderita kanker yang berjuang menyelami hal yang sedang dialami mereka. Masih punya harapan untuk sembuh? Tuhan, dalam seisi alam semestanya, telah menciptakan sebuah sistem yang adil dan seimbang, sehingga jika ada penyakit, tentu pasti ada kesembuhan yang bisa menyertainya, sehingga jawaban pertanyaan itu adalah pasti selalu ada harapan untuk sembuh.

Seperti layaknya semua penderita kanker, dimana ketika dokter memberikan vonisnya, tentu bagi kebanyakan orang, merupakan berita yang mengguncangkan, menyedihkan, bahkan terkadang, ada yang sebenarnya telah kehilangan semangat hidupnya, di hari vonis itu didengarnya. Terkadang, bila saya membaca atau mendengar sebuah kisah nyata, bagaimana seseorang terkena kanker, atau bagaimana seseorang itu berjuang didalam penyakitnya, entah ia kemudian tetap hidup untuk menceritakan perjuangannya maupun semangatnya yang bisa menjadi cerita dan inspirasi kita, karena ia telah meninggal karena penyakitnya itu, semua itu selalu mampu membuat saya berkaca-kaca, dan terkadang menitikkan air mata saya. Saya bisa membayangkan dan merasakannya, untuk berada di posisi itu, untuk mendengar vonis dokter, untuk melihat orang-orang di sekitar berusaha untuk tersenyum, tetapi hati mereka juga menangis.. juga apabila orang yang saya sayangi harus menderita karena penyakit itu... jelas terbayang dan terasa oleh saya... dan saya juga merasa bahwa sedih, takut, dan putus asa merupakan sikap dan reaksi yang wajar, bukan sesuatu yang harus berusaha dihilangkan... bahkan sebisa mungkin, nikmati perasaan ini...

Pertanyaan yang muncul adalah, sampai seberapa lama? Pertanyaan yang bagus... karena kita memiliki emosi, dan merupakan sebuah anugrah untuk dapat merasakan, sedih, takut, putus asa, dan terkadang kemarahan yang amat sangat... keluarkan, karena justru akan merusak di dalam kalau kita putuskan untuk memendam semua emosi itu.. arahkan ke arah yang tepat... beri ruang pada diri kita sendiri untuk meratap... karena pelangi yang terindah biasanya muncul setelah hujan yang paling deras..

Masihkah ada harapan? Pertanyaan itu seharusnya kita balik.. sahabat kita itu akan mampu untuk bertahan bahkan sembuh dari apa yang dideritanya sendiri bila ia masih memiliki harapan yang besar untuk sembuh... harapan memang bukan obat ajaib, yang sanggup menyelesaikan segala masalah seperti yang kita inginkan, bukan... tetapi harapan merupakan suatu kepastian yang harus kita miliki untuk mampu berjuang menghadapi apapun yang terjadi pada kita saat ini, maupun menghadang jalan dan langkah kita ke depan...

Apakah anda pernah mendengar kisah seorang anak perempuan penderita Leukemia (kisah ini merupakan kisah nyata di jepang), dimana seluruh keluarganya tahu bahwa umur anak tersebut tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi? Anak perempuan itu tidak pernah putus berharap, bahwa suatu hari ia bisa kembali sehat dan bermain bersama kawan-kawannya lagi. Suatu malam, ia bermimpi, bahwa jika ia membuat 1000 buah burung origami (origami merupakan seni melipat kertas, dilipat menjadi berbagai macam bentuk, burung, kodok, bangau, dll), maka Tuhan akan memberikannya kesembuhan. Dan, apa yang dilakukannya? Keesokan harinya ia mulai melipat kertas untuk membuat burung origami tersebut. Hari demi harinya, dilaluinya untuk membuat burung dari kertas tersebut. Keadaan anak tersebut semakin lemah, semua orang di sekitarnya menyarankannya untuk beristirahat, tetapi ia tetap berpegang pada harapannya, terus ia membuat burung kertasnya... ia percaya bahwa ia akan terbebas dari penyakitnya, begitu ia menyelesaikan 1000 burung kertas di mimpinya. Semua orang yang melihat keadaannya akan menangis melihat semangatnya. Akhirnya, pada suatu hari, dengan kondisinya yang sudah begitu lemah, ia berhasil menyelesaikan burung kertasnya yang ke 1000, dengan susah payah, tangan mungilnya yang lemah menyelesaikan lipatan kertasnya yang terakhir. Ia tersenyum dan saat itulah ia menutup matanya untuk beristirahat...untuk selamanya...(setiap kali saya menceritakan atau menuliskan kisah ini, saya pun tidak mampu untuk tidak meneteskan air mata saya). Anak perempuan itu memperoleh apa yang menjadi harapannya selama ini, bebas, lepas dari penderitaannya, kembali menyatu bersama sang Maha Kuasa. Tapi apakah yang membuatnya mampu untuk bertahan, dan bahkan menutup matanya dengan senyum di wajahnya? Harapan.

Anda pernah membaca atau mendengar kisah seorang pembalap sepeda yang terkena kanker Prostat? Ya, ada sebuah kisah nyata, dimana ada seorang pembalap sepeda yang terkena kanker prostat (stadium 3), dimana seperti layaknya kebanyakan orang yang divonis seperti itu, dunianya seakan runtuh, seakan kehidupan telah direnggut dari dirinya. Dokter menyarankannya untuk berhenti dari olah raga yang dicintainya, untuk menjalani kemoterapi. Dalam hari hari yang penuh dengan kesedihan dan ketakutannya, iapun menyadari, bahwa ia tidak dapat menolak hal yang sudah terjadi pada dirinya, tetapi ia mampu untuk memilih reaksi atas apa yang menimpa pada dirinya. Akhirnya, setelah ia menangis, meratap, dan merenung, iapun berdiri, dan memandang tegak ke depan, dan memutuskan, ”saya akan sembuh, dan saya akan bersepeda kembali, dan saya akan memenangkan apa yang menjadi hak saya... saya akan ikut Tour de Franc, dan saya akan menang...”. Anda tahu apa yang terjadi? Pria itu, setelah beberapa tahun berjuang melawan kankernya, ia dinyatakan sembuh oleh dokter, dan diperbolehkan untuk kembali berlatih bersepeda, dan dia membuktikan semua ucapannya. Pria itu, mengikuti kejuaraan berkelas dunia di prancis, Tour de Franc. Pria itu tidak hanya memenangkan kejuaraan balap sepeda kelas dunia itu sekali, tetapi 7 kali, ya, pria itu tidak lain adalah Lance Armstrong, seorang pembalap sepeda kelas dunia. Menurut anda, apakah yang membuatnya bisa sembuh dan bangkit kembali? Ya, Harapan.

Jadi, kalau saya harus menjawab pertanyaan, apakah orang yang kita sayangi masih punya harapan untuk sembuh? Maka, saya akan kembali bertanya, apakah ia masih punya harapan sebagai orang yang masih hidup dan mau menjalani kehidupannya kembali?

Bagaimana cara membantunya untuk meringankan apa yang dideritanya?

Banyak.. dari membangun motivasinya dari dalam, mengingatkannya bahwa apapun yang terjadi pada dirinya, ia tetap dapat memilih reaksi yang dilakukannya.. dan yang terpenting, apapun yang kita lakukan, lakukan dengan hati, lakukan dengan kasih sayang.

Terkadang memang sulit untuk bisa memahami kesedihan, kemarahan, dan ketakutan seseorang. Bayangkan, kalau kita yang berada dalam posisi tersebut, untuk menghadapi sebuah penyakit yang (katanya) belum ada obatnya... tidak salah bagi siapapun yang hanya melihat kegelapan dan jalan buntu di hadapannya... tapi itulah yang membuat jelas apa yang dibutuhkannya, sedikit cahaya terang, harapan...

Tunjukkan bahwa apa yang dideritanya, bukanlah sebuah akhir, tapi awal yang baru... bahwa rasa sakit, sedih, marah, dan takut bukanlah untuk dilupakan dan dihilangkan, tapi untuk diberikan waktu, untuk dinikmati... bahwa emosi itu manusiawi, dan ia sanggup untuk menentukan targetnya sendiri, kapan ia selesai melepas semua emosinya itu, dan siap bangkit... dan kita ada di sampingnya... untuk menjadi tangan yang menahannya ketika terjatuh, untuk menjadi matanya ketika dunia terasa gelap, untuk menjadi telinga yang mendengar semua derita dan kepediahnnya... ada di sampingnya saat ia membutuhkannya...

Tahukah anda, bahwa proses penyembuhan, misalnya kemoterapi, menjadi tidak lagi efektif, ketika penderitanya telah kehilangan semangat hidupnya? Ya, kondisinya akan sangat berbeda, dibandingkan penderita yang menjalani proses penyembuhan, dan memiliki harapan hidup yang besar (karena akan mempengaruhi kadar endorfin dalam tubuh, meningkatkan imun system dalam diri, repiratory yang lebih baik, dll). Jadi, kita bisa bantu orang yang kita sayangi itu, untuk mengingatkannya, untuk memandunya, untuk mendampinginya, bahwa ia bisa memberikan perhatian dan fokusnya, pada kesembuhannya, bukan penyakitnya... fokuslah pada tujuan.. bukan rasa sakit yang menderanya... pandulah melalui pengalaman yang dirasakannya, bahwa segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan (everything happen for a reason).. dengarkan dia..

Lama kelamaan... salah satu kekuatan yang sangat berpengaruh pada tubuh kita... pikiran bawah sadar kita... terpengaruh... oleh fokus kita... oleh hal yang kita konsisten tanamkan berulang-ulang... dan kekuatan pikiran bawah sadar inilah yang akan mengaktifkan semua unsur pendukung (kadar endorfin, imun sistem, perbaikan dalam respiratory, peredaran darah, dll) untuk kesembuhan... dan sekali lagi, selalu ingat dan tanamkan harapan... beranilah untuk berharap, karena manusia hidup dan maju dengan kekuatan harapan... beranilah untuk berharap...

Menangislah, karena air mata itulah yang menyejukkan hatimu...

Merataplah, karena suaramu itulah yang menyampaikan doamu...

dalam,

kepedihan,

ketakutan,

kemarahan...

semuanya engkau yang merasakan,

semuanya engkau yang memperjuangkan,

semuanya,

adalah pilihanmu...

menangislah, karena akan terbit esok oleh senyummu...

merataplah, karena akan kuat esok oleh juangmu,

berjuanglah,

bukan karena takut terkalahkan,

berjuanglah,

karena engkau tahu kemenangan telah menunggumu...

berjuanglah...

- Kirdi Putra 07/08/2007

No comments: