Hasil Polling Bulan Februari 2008

Hasil Polling Bulan Februari 2008

Anda Phobia Apa?

  1. Kecoa
  2. Ketinggian
  3. Keramaian

Dari 11 responden yang masuk, hasilnya adalah Phobia Kecoa 46 %, Phobia Ketinggian 36 %, dan Phobia Keramaian 18 %

Artikel Mengubah Kebiasaan dengan Self Hypnosis

By Kirdi Putra

Hypnosis atau hipnotis merupakan sebuah alat (tools) yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, misalnya untuk meningkatkan kepercayaan diri, membangkitkan motivasi dari dalam, dan termasuk mengubah kebiasaan seseorang.

Ketika kita ingin mengubah sebuah kebiasaan yang kita miliki (misalnya: merokok, gigit jari, emosi, dll), maka kita bisa datang ke seorang professional therapist (hypnotherapist) atau melakukan sebuah program diri, yang kita sebut sebagai Self Hypnosis.

Pada dasarnya, Self Hypnosis merupakan sebuah proses mengatur ulang pola di pikiran dan perasaan kita , dengan menggunakan akses/kunci ke pikiran bawah sadar kita. Self Hypnosis dapat digunakan untuk mengakses potensi terpendam dalam diri manusia, dimana “kunci” yang digunakan adalah dengan pemprograman pikiran melalui bahasa symbol dan non verbal.

Self Hypnosis mampu berpengaruh secara langsung, baik dalam jangka waktu cepat maupun lambat terhadap pikiran dan tubuh kita. Ketika kita melakukan self hypnosis, diperlukan kondisi (state) fisik dan mental kita untuk relaks. Kondisi ini diperlukan untuk mempercepat proses pembentukan hasil yang diinginkan secara bawah sadar (subconscious), tanpa adanya mental block yang dapat terbentuk dari berbagai hal. Untuk memudahkan kita ke kondisi tersebut, diperlukan

  • Kondisi lingkungan yang kondusif (tenang, nyaman, aman)
  • Lingkungan (manusia) yang supportif (utk mendukung selama proses, dan sesudah proses berlangsung)
  • Kemauan dari diri kita utk mencapai hasil yang diinginkannya

Dalam kondisi self hypnosis ini, pikiran kita berada pada kondisi yang memungkinkan diri kita sendiri lebih cepat dan lebih mudah menanamkan sebuah nilai baru di dalam pikiran kita sendiri, dalam hal ini adalah nilai-nilai untuk menghentikan kebiasaan merokok yang kita miliki.

Konsep yang digunakan untuk menyembuhkan korban trauma (trauma healing) adalah dengan langkah-langkah (step) seperti:

  1. Building Comfort

Merupakan proses untuk membangun kepercayaan diri untuk mengubah kebiasaan yang kita inginkan dan sekaligus membentuk sebuah kebiasaan baru lainnya, dimana diperlukan kesukarelaan diri untuk bersedia melalui semua prosesnya untuk hasil yang optimal.

2. Safe Place

Adalah metode menempatkan diri dalam sebuah kondisi dengan “kenyamanan” dari peristiwa luar yang terjadi, yang membuat bawah sadar merasa aman dan nyaman. Step ini diterapkan untuk:

    • mampu “menyamankan” diri selama proses berlangsung
    • mampu menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar, sehingga akan mengecilkan effort yang dibutuhkan (meringankan perasaan)
    • mampu mempersiapkan diri secara bawah sadar untuk membangun nilai-nilai baru di atas nilai-nilai kebiasaan lama yang ada saat ini.

  1. Reprogramming

Proses menanamkan sebuah realitas baru dalam pikiran dan perasaan, berdasarkan nilai-nilai yang mendasari terbentuknya sebuah kebiasaan. Misal: seseorang merokok (kebiasaan) karena membutuhkan rasa tenang (nilai). Setelah kita mengenal nilai-nilai yang mendasari kebiasaan kita ini, maka proses yang dilakukan berikutnya adalah mencari variasi kebiasaan baru yang kita rasa lebih produktif atau lebih baik, untuk menggantikan kebiasaan yang lama, tetapi tetap terkait dengan nilai-nilai yang dibutuhkan. Misal: kebiasaan merokok diganti dengan mengkonsumsi air putih lebih sering, untuk memberikan rasa tenang di dalam hati. Proses ini juga memberikan beberapa nilai tambah bagi diri kita, antara lain:

· mampu lebih cepat menyelesaikan berbagai masalah secara internal

· mampu lebih “kreatif” dalam mencari solusi dari masalah yang ada

  1. Closed and Sealed

Step terakhir, untuk menutup “program” yang ditanamkan. Kebiasaan masa lalu tersebut “hanya” menjadi ingatan, yang saat ini, nilai-nilai dan kebiasaan yang sekarang berubah, sejalan dengan program yang baru saja ditanamkan. Terjadi perubahan persepsi mengenai kebiasaan itu sendiri, dan sepenuhnya selesai mengambil hikmah/ pelajaran dari kebiasaan (yang lalu) tersebut secara positif.


Metode Self Hypnosis ini merupakan metode terapan praktis penggunaan visualisasi dan hypnotherapy untuk memberikan perintah pada tubuh untuk menghasilkan efek yang diinginkan. Perintah diberikan secara symbolis/metaphor, dimana symbol/metaphor tersebut merupakan akses langsung pada bawah sadar pikiran manusia, yang bertanggung jawab terhadap tubuh fisiknya.

Dari email htii.school@yahoo.com


Salam kenal mas kirdi

Kemaren saya dengar talkshow mas kirdi di radio Ramako, yg salah satunya membahas The Secret. Saya sdh baca dan tonton dvdnya, sangat bagus, sampai seluruh kantor saya suruh tonton vcdnya.

Saya ingin coba menerapkannya cuman gimana ya?

misalnya untuk:

1. Kalau saya ingin keluarga saya rukun dan bahagia, anak-anak tidak nakal dan nurut sama orangtuanya, manteranya gimana?

2. Kalau ingin dapat lotery/undian, manteranya gimana?

Sekian dulu mas, terimakasih atas bantuannya

A di JKT

Jawaban Mas Kirdi Putra

Terima kasih untuk perhatiannya pada saya di Ramako (105.8 FM), semoga bisa membawa sesuatu yang positif buat kita semua. Sehubungan dengan pertanyaan bagaimana cara menciptakan kerukunan dan kebahagiaan di keluarga, juga anak-anak yang tidak nakal dan nurut dengan orang tuanya, benar-benar pertanyaan yang sangat menarik.

Seperti yang telah diketahui, bahwa ketika kita menginginkan sesuatu, maka sebenarnya alam semesta dan pikiran kita telah mengarahkan diri kita untuk mencapai apa yang kita inginkan tersebut. Yang menentukan tercapainya sebuah keinginan, cita-cita, atau tujuan adalah:

Detail. Seberapa detail kita memikirkan, membayangkan, dan membentuknya dalam pikiran kita. Semakin jelas dan pasti apa yang kita inginkan (tujuan) itu, maka dapat dipastikan apapun yang terjadi dalam hidup kita, suatu saat kita pasti sampai di tujuan yang kita inginkan tersebut. Maksudnya? Misalnya begini, katakanlah kita sedang nyetir mobil (yang sangat canggih). Kita merasa sangat nyaman di dalamnya, tetapi sambil terus mengemudi, kita tidak bisa menentukan tujuan kita. Sambil terus berpikir, mau kemana kita, kita tetap harus memperhatikan jalanan bukan? Supaya tidak masuk lobang, tidak menabrak, tidak nyerempet, dll. Kita terfokus pada hal-hal kecil, sedangkan tujuan yang sebenarnya kita bisa capai malah tidak tercapai (padahal kita punya kendaraan yang memungkinkan kita mencapai tujuan kita kan?).

Membayar. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Maksudnya? Ketika kita menginginkan sesuatu, maka kita harus mau membayar harganya (if you really want something, then you have to pay for the price). Jadi, ketika kita sudah mengarahkan pikiran kita ke sebuah tujuan, maka kita WAJIB untuk mulai memikirkan pelajaran (hikmah) dari setiap hal yang terjadi pada diri kita (baik itu terasa menyenangkan maupun tidak menyenangkan, tetapi itu sudah DIRANCANG sedemikian rupa, oleh alam semesta dan PIKIRAN kita sendiri, secara bawah sadar, untuk kita mencapai apa yang kita inginkan). Misalnya gimana? Misalnya kita sudah memprogram pada diri kita, bahwa kita adalah orang yang mampu menarik rejeki. Tiba-tiba, ada seorang rekan lama kita yang menghubungi kita dan menawarkan sebuah peluang, katakanlah MLM. Seringkali, banyak orang yang kemudian menolak (baik secara langsung maupun halus). Padahal kalau kita mau meluangkan waktu bertanya pada diri kita sendiri, kenapa rekan lama kita tiba-tiba menawarkan peluang itu kepada kita? Nah, ketika kita meluangkan waktu untuk berpikir, untuk datang memenuhi undangan teman kita itu, untuk berkenalan dengan orang-orang baru, berarti kita mau membayar untuk peluang yang datang ke kita (dengan waktu, tenaga, atau biaya). Setelah itu, sebenarnya kita bisa bertanya pada diri kita sendiri, apa yang bisa saya dapat/pelajari ya?


Nah, untuk pertanyaan A tadi, menurut saya, kita dapat memulai dengan mendefinisikan secara lebih jelas/detail, seperti apa rukun dan bahagia yang dimaksud (kan rukun dan bahagia untuk tiap orang berbeda-beda). Bayangkan sejelas-jelasnya, sampai kita bisa membayangkannya secara detail dan terinci.

Mantranya?

Setelah kita bayangkan secara detail dan kita bisa merasakan bahwa kerukunan dan kebahagiaan itu sudah terjadi pada kita, katakan pada diri kita sendiri

“Saya bersyukur/berterima kasih atas kerukunan dan kebahagiaan seperti ini”


Kenapa seperti itu mantranya?


Perlu kita ketahui dan ingat, bahwa ketika kita iklas atas suatu hal, berarti kita mensyukuri apa yang kita peroleh. Untuk mengundang kerukunan dan kebahagiaan itu, maka syukuri terlebih dahulu.

Apa yang terjadi setelah itu?

Kita tidak akan luput dari pertengkaran, perbedaan pendapat, perselisihan, dan berbagai hal yang tidak menyenangkan lainnya. Ketika kita mengalami hal ini, tenangkan diri kita, tarik nafas panjang, sehingga kita akan lebih mampu bertanya pada diri kita sendiri, ”Apa hal yang dapat saya peroleh/pelajari dari hal-hal ini?”

Nah, karena mantra yang selalu kita ucapkan tadi (bersyukur), maka kita mampu lebih mudah untuk mendapatkan hikmah dan pelajaran, sehingga, kita mampu untuk mencapai kerukunan dan kebahagiaan yang kita inginkan (sebagai tujuan kita).

Mantra untuk mendapat undian/lotere?

Waduh, memang ada cara untuk menarik peluang dan rejeki, yang ketika kita secara rutin memasukkan pola sukses dan kaya ke dalam pikiran bawah sadar kita. Lebih baik kita menjadikan diri kita MAGNET untuk keberhasilan, keberuntungan, dan kekayaan, dan semuanya ini tetap ada HARGA yang kita harus bayarkan. Apa? Kemauan untuk belajar dari apapun yang terjadi pada kita, karena semua hal terjadi karena sebuah alasan tertentu.

”Everything happen for a reason”

Daripada kita mengharapkan undian atau lotere, yang tentu saja bukan tidak mungkin kita dapat lho.. (ketika kita memang sudah waktunya mampu menarik keberuntungan itu pada diri kita, mungkin-mungkin saja terjadi), dan kita masih dalam mode menunggu (waiting mode), lebih baik kita isi waktu kita dengan hal-hal yang lebih produktif dan berkarya, sambil belajar dari kehidupan. Percayalah, bahwa peluang dan rejeki itu justru datang lebih cepat lagi (tentu tetap dengan ada waktu, biaya,dan tenaga yang kita keluarkan, tetapi jumlahnya tidak memberatkan kita).

Nah, untuk kenakalan anak, sebenarnya seringkali kenakalan merupakan bentuk lain dari kreativitas dan inisiatif. (tentu kenakalan yang dapat di tolerir, bukan yang sudah mengarah pada suatu hal yang destruktif, yang merugikan diri dan orang lain). Bagaimana untuk menghadapi dan memanage kenakalain anak, lebih jelasnya, silahkan melihat beberapa artikel saya tentang anak (Contoh: Anakku Tidak Bisa Dilarang, Anakku Suka Mengumpat, dll).

Kirdi Putra di Renungan Bunda

Mulai Maret 2008, Mas Kirdi Putra hadir di Renungan Bunda, setiap hari jam 05-06 Pagi di Woman Radio 94,3 FM Jakarta

Mantra mendatangkan ”REJEKI”


By Kirdi Putra

Banyak orang seringkali mengeluh bahwa setelah bekerja dan berusaha dengan sangat keras, tetapi tetap saja rasanya rejeki yang rasanya layak dan diinginkan masih terasa jauh.

Ada sebuah pertanyaan penting yang cukup menggelitik...

Apakah seharusnya kita punya pikiran dan perasaan sukses dahulu baru kemudian segala kesuksesan yang kita inginkan itu datang, atau sebaliknya?

Tentu saja dengan berpikir dan merasakan perasaan kaya dan sukses dulu itulah yang kemudian mengundang kekayaan dan rejeki. Kenapa begitu? Dengan kita bisa membayangkan, memikirkan, merasakan atas tujuan kita, kesuksesan itu sendiri, secara detail dan jelas, maka kita sudah punya sebuah modal. Ya, modal dasar, yaitu arah dan tujuan yang jelas. Coba kita bayangkan, kalau kita melakukan sesuatu, atau pergi ke suatu tempat yang kita sama sekali tidak punya tujuan pasti, tentu saja kita tidak akan pernah sampai ditujuan kah? Wong tujuannya saja kita tidak punya.

Apa yang terjadi bila bila seseorang memiliki pola pikir dan pola perasaan sukses?

Orang yang memiliki pola pikiran dan pola perasaan sukses menjadi orang yang mampu selalu melihat peluang, serta mau untuk segera mengambil peluang tersebut, serta mampu dan berani untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan yang dibuatnya secara positif. Hasilnya? Tentu saja mudah dapat rejeki, karena dirinya sudah menjadi MAGNET untuk rejeki tersebut.

Bagaimanakah cara memiliki MAGNET bagi REJEKI, dengan memiliki pola pikir dan pola hati yang mampu menarik kesuksesan?

Banyak orang yang telah belajar dari berbagai training yang bagus, membaca banyak buku yang bagus, tetapi mengapa mereka belum juga merasa menghasilkan perubahan seperti yang diinginkan?

Jawabannya sederhana, semua yang telah diketahui tersebut adalah sebuah informasi di dalam pikiran kita, dimana masih membutuhkan sebuah proses untuk menjadikannya pola yang menyatu di dalam diri mereka.

Untuk mengubah semua informasi di pikiran kita menjadi sebuah pola, sebenarnya bukan hal yang sulit, hanya dibutuhkan sedikit disiplin dan kesadaran.

Maksudnya?

Pikiran kita merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks. Sebuah model pikiran yang cukup sederhana yang dapat kita gunakan untuk menyederhanakan proses yang rumit adalah dengan membagi pikiran kita menjadi pikiran sadar dan bawah sadar.

Ketika kita mau ”mengundang” REJEKI untuk datang kepada kita, maka secara sadar (pikiran sadar) kita mulai memberi TANDA atau lambang rejeki itu sendiri. Bagaimana caranya?

Untuk mencapai sebuah tujuan, kita membutuhkan sebuah tujuan dan target yang jelas dan detail. Kita bisa membayangkan dan merasakan, bahwa kita sudah memiliki tujuan kita, target kita, apapun yang kita definisikan sebagai kesuksesan (berupa sesuatu yang konkret, seperti rumah, mobil, sekolah, pasangan, anak, dll), yang semua ini dapat kita lakukan secara berkala.

Berarti kita sudah memiliki sebuah TUJUAN, sebuah target untuk dikejar, REJEKI yang akan datang pada kita. Lalu? Setelah itu, maka kita perlu mengaktifkan program MAGNET kita terus menerus. Seperti apa?

hati-hati dengan pikiran kita, itu menjadi perkataan,

hati-hati dengan perkataan kita, itu menjadi perbuatan,

hati-hati dengan perbuatan kita, itu menjadi kebiasaan,

hati-hati dengan kebiasaan kita, itu menjadi karakter,

hati-hati dengan karakter kita, itu menjadi nasib...

Dalam sehari-hari, banyak hal-hal yang bagi kita positif maupun negatif terjadi pada diri kita. Apapun yang terjadi dengan diri kita, biasakan untuk berkata ”ini adalah REJEKI saya”, apapun yang terjadi.

Mengapa begitu? Karena sebenarnya, ketika kita telah memprogram diri kita di bawah sadar, dengan sebuah tujuan, sebuah target, maka saat itu juga kita membutuhkan berbagai ”pelajaran” dari kehidupan. Nah, banyak pelajaran yang kita butuhkan seringkali belum kita miliki.

Bagaimana cara memiliki pelajaran tersebut?

Dengan belajar dari kehidupan. Apapun yang terjadi pada diri kita, pasti ada pelajaran, atau sering kita sebut sebagai HIKMAH. Semuanya tergantung bagaimana kita menyikapi apa yang terjadi pada kita. Bila kita mampu mengambil hikmah dari kejadian yang terjadi pada diri kita, maka kebutuhan atas pelajaran untuk mencapai target atau tujuan kita, terpenuhi.

Jadi, apabila kita mampu berkata ”ini adalah REJEKI saya” untuk tiap kejadian (baik kita anggap positif atau negatif), maka pikiran bawah sadar kita mulai memproses pelajaran yang dapat kita serap (tidak akan terasa bagi kita, wong namanya juga bawah sadar).

Jadi, program ini mampu membentuk pola yang ada saat ini didalam hati dan pikiran kita, menjadi mampu mengundang kesuksesan seperti yang kita inginkan. Sekali lagi, dengan terbentuknya pola hati dan pikiran kaya ini, maka seseorang menjadi sebuah MAGNET yang mampu menarik apapun yang diinginkannya.

Selamat menikmati REJEKI setiap hari ya...


Kirdi Putra, CHI, CHt, NLP.

Professional Personal Coach

(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

Artikel: Patah Hati


By: Kirdi Putra


Saya baru saja putus dengan pacar saya, dia yang menyatakan putus. Saya masih sangat mencintai dia, hati saya masih hanya untuk satu orang wanita, tetapi seringkali dia menuduh saya untuk sesuatu yang benar-benar tidak saya lakukan. Dia seringkali menuduh saya berselingkuh, menuduh saya tidak menganggapnya penting, tidak benar-benar menyayangi dia, dll.


Mas H di JKT.

Mengapa setelah saya mencintainya dengan sepenuh hati, dia menuduh saya seperti itu?

Mas H, bukankan kita memang terlahir berbeda-beda? Bukankan dunia ini terasa dan terlihat indah karena perbedaan yang terjadi di dalamnya?

”Cinta bukanlah alasan untuk mengubah seseorang, cinta

adalah sebab untuk menyatukan dua hati yang berbeda...”

pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, mengapa tidak ada satu orangpun di dunia ini yang memiliki sidik jari yang sama? Coba bayangkan, apalagi yang ada di dalam pikiran dan hati orang lain...

Kalau seseorang yang kita cintai memiliki kesalah pahaman terhadap diri kita, menurut saya, yang pertama kali bisa kita lakukan, adalah menerima bahwa semua ini terjadi karena faktor di diri kita juga... dengan kata lain, kita punya andil dalam hal ini (lebih mudah berpikir dengan cara seperti ini, dibandingkan menyalahkan orang lain diluar diri kita, misalnya ex pacar kita).

Jika seseorang yang kita cintai menuduh kita yang sebenarnya tidak kita lakukan, saya tahu, rasanya pasti sangat menyakitkan (baik tuduhan berselingkuh, tidak menganggapnya penting, tidak benar-benar menyayanginya, dan berbagai tuduhan lainnya). Tetapi pasti ia juga memiliki dasar pemikiran mengapa kita sampai mendapatkan tuduhan itu... Nah, disini, kedewasaan kita berdua lah (dengan pasangan) yang diharapkan mampu untuk menghadirkan sebuah bentuk komunikasi yang bijaksana dan terbuka.

Bukan lagi masalah siapa benar dan siapa salah, bukan... tetapi mau di bawa kemana hubungan yang sudah terjalin, dan lebih mengenal lagi, fakta apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalah pahaman tersebut. Mohon diingat, bahwa satu hal yang menurut kita biasa saja, belum tentu akan dipahami biasa oleh orang lain, satu hal yang tidak penting menurut kita, bisa jadi merupakan hidup dan mati untuk seseorang.

Jadi? Satukan hati kita ketika membangun sebuah hubungan, coba rasakan, coba lihat, coba dengarkan, bukan dari sisi pandang kita.. tetapi dari sisi pandang pasangan kita... bukankah indah untuk bisa tersenyum pada hal-hal yang membuatnya tersenyum.. menangis untuk hal-hal yang mampu membuatnya menangis.. bukan untuk mengubahnya, tetapi untuk lebih dekat dan memahaminya...

Karena pada akhirnya, cintalah yang memilih... persiapkan diri kita untuk dipilih olehnya...

(bukan untuk mengubah orang yang kita cintai...)

Apa yang harus saya lakukan untuk meringankan beban di hati saya?

Pertama-tama, mungkin anda bisa bersyukur.. untuk apa yang sudah terjadi dalam hidup anda.. tidak semua orang dikaruniai berkah untuk dapat mengalami patah hati...

Yang BENER??

Iya, benar sekali... coba kita lihat bersama, coba kita tanyakan bersama… kenapa kira-kira kita harus mengalami hal seperti ini.

Bukankah katanya Tuhan sangat menyayangi umatnya?

Bukankah katanya semua hal terjadi karena sebuah skenario besar-Nya?

Berarti pasti ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari sini. Maksudnya?

Pertanyaan..

Andaikata suatu hari, diri anda harus mengalami sebuah operasi pembedahan di sebuah rumah sakit. Apakah anda bersedia di bedah oleh seseorang, yang tidak lulus mata kuliah anatomi (di kedokteran) sehingga belum (atau tidak) dinyatakan lulus sebagai seorang dokter?

Rata-rata dari kita pasti menjawab ”TIDAK” (bahkan tanpa perlu berpikir lebih lanjut)

Mengapa? Karena tidak adanya jaminan operasi tersebut dilakukan secara BENAR, sehingga taruhannya menjadi semakin besar (masalahnya, yang jadi taruhan kan nyawa kita).

Padahal, siapa sih yang mengeluarkan Ijazah Kedokteran? Kan Universitas tempat dokter tersebut kuliah... coba deh kita renungkan bersama-sama, apakah kita layak untuk mencapai kesuksesan, kebahagiaan, cita-cita apapun yang kita inginkan, apabila kita tidak ”memantaskan” diri kita dalam menghadapi pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh-Nya?

Apakah kita tidak akan mengalami patah hati lagi, kalau kita tidak memutuskan untuk belajar dari pengalaman kita ini? Mengapa? Karena pelajaran yang diberikan oleh-Nya tidak kita jadikan bahan untuk berubah dan menjadi lebih bijak di kesempatan berikutnya.

Waktu akan menyembuhkan, tetapi ada baiknya justru dengan berjalannya waktu itu, kita ingat juga hal-hal yang menyebabkan kesalah-pahaman, cara kita menyampaikan pendapat, cara kita menunjukkan cinta pada pasangan kita, dll.

Sedih karena tidak ada harapan dalam hidup anda? Belum tentu kan... kalau jodoh, tidak akan lari kemana kan...

Mulai sekarang, anda bisa perbaiki diri dan lakukan yang terbaik yang anda bisa...

Salam hangat dan teriring senyum dari saya.

Kirdi Putra, CHI, CHt.

Hypnotherapy Coach

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

maskirdiputra@yahoogroups.com

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

Aplikasi Hypnosis dalam Keseharian

Ketika kita mendengar kata hipnotis, seringkali orang merasa ngeri dan membayangkan suatu ilmu yang melibatkan unsur mistis dan magis, yang digunakan untuk suatu tindak kejahatan atau untuk mengerjai orang lain. Apa lagi setelah kita menonton berbagai acara hipnotis di Televisi, dimana dalam acara tersebut, seolah-olah seseorang dapat diperintahkan menjadi apapun dan melakukan apapun sesuai dengan apa yang diinginkan oleh sang penghipnotis hanya dengan menggunakan jentikan jari, sentuhan, atau pandangan mata.


Pertanyaan yang muncul, benarkah demikian? Apakah sebenarnya hipnotis itu? Apa saja aplikasi terapan dari hipnotis?


Hipnotis sendiri sebenarnya merupakan sebuah seni komunikasi yang sangat berhubungan dengan psikologi, yang menghasilkan suatu bentuk sugesti yang mampu mempengaruhi pikiran seseorang secara efektif (dimana proses dan hasilnya dapat dijelaskan secara ilmiah).


Salah satu hal terpenting dan wajib untuk diketahui adalah proses hipnotis sendiri sama sekali tidak berkaitan dengan hal-hal yang bersifat magis ataupun mistis. Efek ekstrim yang mampu dihasilkannya dapat dibuktikan dan dipelajari secara ilmiah.


Ketika kita bersedia untuk membuka diri dan pikiran kita, mau mempelajari beberapa aspek mengenai hipnotis secara ilmiah, ternyata, banyak sekali manfaat dan penerapan hipnotis yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan kita sehari hari. Ternyata, banyak sekali aplikasi hipnotis daripada hanya untuk kejahatan ataupun untuk mengerjai orang lain.


Di dunia barat, hipnotis sudah menjadi bagian dari salah satu solusi dan secara resmi telah menjadi pendamping solusi pengobatan medis. Melalui beberapa perkembangan dan inovasi di berbagai bidang, maka hipnotis dapat diaplikasikan dalam banyak hal lain, selain untuk kepentingan psikologi dan medis.


Kita juga seringkali belum menyadari bahwa di dalam kegiatan kita sehari-haripun kita sering secara sadar maupun tidak sadar, terhipnotis (menghipnotis diri sendiri). Misalnya ketika kita sedang terlarut dalam sebuah acara TV (yang mampu membangkitkan emosi kita). Seringkali kita ikut larut jauh dalam gelombang emosi yang ditampilkan dalam acara TV tersebut. Atau ketika kita mengetahui berita di koran atau televisi tentang suatu hal yang mampu memicu emosi kita (baik sedih, bahagia, atau marah). Bila anda pernah mengalami hal tersebut, berarti sebenarnya anda telah terhipnotis.


Masih banyak lagi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan proses hipnotis yang berhubungan dengan kegiatan kita sehari hari. Juga masih banyak lagi aplikasi dan penerapan hipnotis yang belum kita ketahui, yang sebenarnya mampu meningkatkan kualitas hidup kita. Beberapa bidang tersebut antara lain:

  • Kedokteran

Aplikasi hipnotis dalam dunia kedokteran antara lain untuk membantu proses anastesi (tanpa menggunakan obat, tetapi dengan menggunakan sugesti), membantu meningkatkan semangat dan motivasi hidup para penderita penyakit-penyakit yang berat (AIDS, Kanker, dll) sehingga mereka mampu menjalani pengobatan dengan pikiran dan perasaan yang lebih optimis, membantu menghilangkan ketakutan-ketakutan yang terjadi pada pasien (karena phobia/trauma sebelumnya), membantu proses persalinan dengan relatif nyaman (rasa sakit yang berkurang jauh), serta masih banyak lagi lainnya aplikasi di dunia kedokteran modern.


  • Profesi (Pekerjaan)

Dalam dunia pekerjaanpun, aplikasi hipnotis saat ini sudah mulai diterapkan, misalnya untuk membantu membangun potensi di dalam diri maupun untuk meningkatkan kualitas komunikasi dengan orang lain. Karena hipnotis pada dasarnya adalah seni komunikasi yang terkait dengan penerapan psikologi, maka aplikasinya dapat digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri, mengatur pola stress, membangun mental pantang menyerah, meningkatkan kemampuan dan mental negosiasi, membangun kebiasaan berpikir positif, dan masih banyak lagi lainnya. Semua ini merupakan hasil dari penerapan hipnotis terapan.


  • Hubungan (relationship)

Penerapan hipnotis (hypnotherapy) juga dapat digunakan dalam meningkatkan kualitas dalam sebuah hubungan, baik antara pasangan, antara rekan kerja, sampai antara orang-tua dengan anak (parenting). Potensi kita untuk mampu memahami pikiran dan persepsi orang lain itulah yang digali dengan menggunakan teknik terapan dari hypnotherapy, sehingga kita mampu mengerti pola pikir dan perasaan orang lain (pasangan, rekan kerja, anak/orang tua), serta lebih efektif dalam mengkomunikasikan pikiran dan pesersepsi kita pada mereka.


  • Entertainment

Dalam dunia entertainment, efek hipnotis yang terkadang terlihat cukup ekstrim, mampu menjadi sebuah tontonan yang menarik dan menghibur. Tentu saja, pertunjukan yang menggunakan hipnotis, haruslah mengikuti beberapa kode etik yang jelas (tidak membahayakan dan mempermalukan subjek hipnotis tersebut). Sebuah pertunjukan hipnotis yang benar mampu membuat penontonnya kemudian menyadari kekuatan pikirannya, serta justru mampu membuka pemikiran tentang hipnotis secara positif (bukan justru membuat takut terhadap efek hipnotis).

Untuk lebih mengerti mengenai berbagai fakta penerapan hipnotis di atas, ada sebuah berita baik, yaitu adalah bahwa hipnotis ternyata juga dapat dipelajari, secara ilmiah, bagi siapapun yang memang mau mempelajarinya.


Untuk mempelajarinya memang memerlukan waktu (walaupun relatif singkat) dan ketekunan. Ilmu hipnotis tidak ada bedanya dengan ilmu eksakta lainnya, seperti psikologi, fisika, biologi, dll. Setelah mempelajarinya, yang kita butuhkan adalah rutin untuk berlatih dalam mengaplikasikannya di bidang yang kita butuhkan.


Berminat untuk memulai?


Kirdi Putra, CHI, CHt, NLP.

Professional Personal Coach

(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

PERTANYAAN Via Milis Maskirdiputra@yahoogroups.com

Ini Rono, ingat? Saya udah baca puluhan buku dari mulai 'berpikir dan berjiwa besar'nya David J. Scwhartz ampe 'unlimited power'nya Anthony Robbins. Saya masih tetep susah ngendaliin mood. Saya kalo lagi semangat bisa bener2 semangat (kebetulan saya bekerja di sebuah
perusahaan network marketing dan saya juga sedang membangun bisnis di internet bersama teman2). Tetapi kalo udah males tuh bener2 males ngapa2in.

Gimana caranya supaya saya lebih stabil? mungkin gak terlalu berlebihan semangat dan jarang males. tapi konstant aja.

Kemudian, gimana caranya kalo SOMEDAY saya kepengen gabung di HTII jadi trainer atau coach? Saya sih udah berpengalaman bertahun-tahun jadi tempat curhat.

hehe..

salam sukses yang dahsyat Mas!

Rono

Ini Jawaban saya, Kirdi Putra:

Banyak cara untuk menjadi stabil, karena kestabilan dalam diri seseorang merupakan pola. Cara membentuk pola? Melakukan hal yang sama berulang ulang, maka pola terbentuk di dalam pikiran.

Point utama dari pertanyaan mas Rono adalah: Bagaimana caranya saya membentuk pola semangat secara stabil?

Maka kita bisa mulai dari hal yang paling kecil dahulu, kata-kata di dalam pikiran kita. Mas Rono bisa cari kata-kata yang paling sering mas Rono katakan ketika sedang dalam kondisi puncak (bahagia, semangat, senang, dll), kemudian ingat-ingat kata-kata tersebut (ingat dan rasakan perasaan ketika kata-kata itu terucap di dalam hati).

Yang mas Rono lakukan berikutnya adalah, kapanpun mas Rono merasa down, malas, maka sempatkan diri mas Rono untuk beristirahat secara fisik dan mental (diam dan relaks), kemudian ucapkan kata-kata yang tadi mas Rono ingat ketika mas Rono berada dalam kondisi puncak (sambil membayangkan tujuan dari hal yang seharusnya mas Rono lakukan, tetapi malas untuk dilakukan, bayangkan apa saja yang bisa mas Rono peroleh dan capai).

Buat ini semua menjadi pola, pola baru untuk mengubah pola lama (yang mas Rono anggap belum stabil).

Sukses dan selamat melakukan ya...

Kemudian, gimana caranya kalo SOMEDAY saya kepengen gabung di HTII jadi trainer atau coach?

HTII selalu membuka pintu lebar-lebar untuk siapapun yang berminat dan mampu duduk di jajaran trainer atau coach, tentu saja setelah melalui proses pendidikan, baik secara formal maupun non formal. Mas Rono bisa memperoleh informasi lengkap track yang dibutuhkan untuk menjadi seorang coach dan trainer di HTII.

Semuanya itu dapat diperoleh di tim administrasi HTII, serta berbagai hal yang bisa kita raih dengan bergabung di dalam tim HTII.

Jadi, kami menunggu kontak berikutnya dari mas Rono... Cheers...

Kekuatan Kata ”BELAJAR”

”Mulutmu Harimaumu...”

Sebuah pepatah, yang berarti ”berhati-hatilah dengan apa yang engkau ucapkan”, yang sering kita dengar diucapkan oleh orang-tua kita. Selama ini banyak yang sering mengira bahwa kata-kata dapat menjadi berbahaya ketika diucapkan pada orang lain, tetapi seringkali kita tidak menyadari, bahwa pengaruh kata-kata terhadap diri kita sendiri sangatlah besar.

Kita pasti pernah mengalami berbagai hal yang tidak menyenangkan dalam 1 hari, dan hari itu benar-benar buat kita merasa “Down”. So, bagaimana caranya untuk tetap menjaga pikiran kita tetap positif ketika sedang mengalami kondisi seperti itu?

Pernahkah kita mempertanyakan pada diri kita sendiri, mengapa kita harus mengalami semua hal yang SUDAH pernah kita alami dalam hidup kita? Apakah ada MAKSUD dibalik ini semua?

Misalnya, kita mengalami hari yang (kita anggap) buruk. Dimarahi atasan, dimarahi klien, kena macet, dan masih banyak hal-hal kecil tapi menjengkelkan yang terjadi. Kita bertanya pada diri kita sendiri “mengapa ya, saya harus alami ini semua?”, kita berkali-kali mengucapkan pertanyaan yang sama, di dalam hati, kepada diri sendiri, tetapi belum juga memperoleh suatu jawaban. Seringkali kita menganggap bahwa kata-kata yang kita ucapkan dalam hati, atau kita gumamkan sendiri, tidak berpengaruh banyak, karena tidak adanya jawaban seperti halnya kita sedang berbicara pada orang lain.

Kalau kita beranggapan bahwa kata-kata yang kita ucapkan sendiri itu tidak berpengaruh apa-apa pada diri kita, maka, PERTIMBANGKAN kembali…

Mengapa?

Karena kata-kata apapun yang kita ucapkan pada diri kita berpengaruh sangat besar. Saya ulangi SANGAT.

Mungkin kita tidak mendapatkan jawaban LANGSUNG saat itu. Mungkin pikiran kita masih butuh untuk memproses beberapa informasi tambahan yang dibutuhkan, hanya untuk menjawab pertanyaan “mengapa ya saya harus mengalami ini semua?” atau “apa yang bisa saya dapat dari keadaan ini ya?”.

Pikiran kita merupakan sebuah perangkat yang luar biasa. Kekuatannya terbagi menjadi 2 bagian: Pikiran sadar dan bawah sadar.

Pikiran sadarlah yang membuat kita mampu berkata-kata dan bertanya berbagai macam pertanyaan seperti diatas tadi. Pikiran sadarlah yang membuat kita mampu melakukan analisa terhadap berbagai macam hal secara sadar. Pikiran sadarlah yang membuat kita mampu memutuskan secara logis bisa kita dihadapi pada pilihan-pilihan yang datang pada kita.

Nah, proses yang terjadi, ketika pikiran sadar berkata-kata, maka kata-kata yang kita ucapkan juga di dengar oleh pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar memproses informasi secara refleks, dan bekerja di bawah permukaan pikiran (ketika bawah sadar berpikir, kita tidak mengetahui proses berpikir tersebut, wong namanya juga bawah sadar).

Bagaimana bila pertanyaan yang diajukan oleh pikiran sadar sudah selesai diproses?

Jawaban-jawaban sebagai hasil proses dari pikiran bawah sadar akan ditampilkan ke pikiran sadar kembali (seperti halnya 2 orang yang saling bertukar pikiran, saling berkata-kata), tetapi bentuknya tidak selalu berupa kata-kata.

Hasil jawaban dari pikiran bawah sadar itu biasanya berbentuk ide atau perasaan, dan waktunya tidak dapat kita tentukan (karena hasil proses bawah sadar, kecepatan jawabannya tergantung pada sering tidaknya kita menggunakan proses yang sama/ pola yang sudah ada).

Nah, ketika kita mendapatkan sebuah ide, atau saat perasaan ketika mau memutuskan sesuatu, maka itu merupakan hasil dari proses yang terjadi dalam pikiran bawah sadar kita.

Kekuatan bawah sadar itulah yang mempengaruhi BAGAIMANA kita menyikapi kondisi yang terjadi pada diri kita, MENGAPA kita memutuskan sesuatu, dan masih banyak lagi.

Satu hal yang bisa kita lakukan mulai dari sekarang, adalah berhati-hati dalam berkata-kata pada diri kita sendiri. Lalu, dapatkah kita mempercepat proses di dalam pikiran bawah sadar kita itu?

TENTU saja. Kita dapat mempercepat proses di dalam pikiran kita, kalau kita juga secara spesifik menanyakan hal yang kita butuhkan. Maksudnya??

Ketika kita mengalami apapun, baik hal yang kita anggap positif maupun negatif, maka kita bisa saja bertanya:

Apa yang bisa saya PELAJARI dari kejadian ini?

Saya bisa BELAJAR dari kejadian ini, apa saja ya?

Ini semua adalah PELAJARAN bagi saya, apa saja yang bisa saya PELAJARI ya?

Dengan bertanya pertanyaan-pertanyaan yang spesifik seperti itu, maka pikiran bawah sadar kita segera mencari jawaban atas pertanyaan tadi.

Dari mana? Dari berbagai kejadian yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya, dari berbagai hal yang pernah kita pelajari sebelumnya.

Kenapa kata-kata ”BELAJAR” bisa mempercepat proses kita mengambil pelajaran/hikmah di dalam pikiran bawah sadar kita?

Karena tiap kita memberi LABEL pada pikiran bawah sadar kita, maka ketika proses sedang terjadi, maka lebih cepat pikiran bawah sadar kita mengakses semua pengalaman kita, apalagi yang memang sudah berlabel BELAJAR.

Sama seperti kita menyusun buku di dalam perpustakaan (dengan standarisasi label yg ada)?

Ya, kira-kira seperti itu, pikiran kita lebih efektif dan efisien ketika kita memang mengatur semua informasi yang masuk, sehingga semuanya telah tertata, dan ketika dibutuhkan untuk di proses, maka cepat juga proses pemanggilan data yang ada.

Seperti komputer?

Ya, seperti komputer, Cuma lebih hebat dan cepat, serta banyak prosesnya terjadi secara tidak kita sadari (sebenarnya ada proses yang bahkan masih berjalan ketika kita sedang tidur dan beristirahat).

Hebat? Luar biasa... jadi, mau memulai untuk mengucapkan kata-kata BELAJAR hari ini?

Kirdi Putra, CHI, CHt.

Professional Personal Coach

(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

Phone. +62 21 739 7916

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

PERTANYAAN Via HTII.SCHOOL@yahoo.com

uwi_yuli <uwi_yuli@yahoo.com> wrote: Halo,

Boleh saya minta masukannya untuk anak saya Ezra (3 tahun 9 bulan). Udah 3 hari ini kalo ngomong tuh tergagap gagap ya. Nggak tau gimana awalnya. Misalnya mau bilang mau makan "esa ma ma ma mau makan"....gitu deh. Saya suruh dia ngulang ngomongnya sampe bener.
Tapi ya nanti terulang lagi gagapnya. Duh kenapa ya?

Terus nih , dia juga gak mau masuk rumah orang. Sebel deh. Sampe bingung. Kan ceritanya natalan kemaren mesti sowan ke rumah sodara-sodara, nah Ezra sama sekali nggak mau masuk ke rumah yang kita kunjungi. Disuruh masuk malah nangis kenceng. Ya udah dia di halaman
aja jadinya sama mbaknya.

Satu lagi....koq makin lengket banget nih sama ibunya. Ibunya mandi, mau BAB, mesti ikut, kalo nggak bisa jerit2 sambil mukulin pintu . Udah gitu kalo bobo, dia bisa terbangun buat mastiin ibunya tidur di sampingnya. Masalahnya saya sering begadang buat bikin kue, jadi yang ada dia bisa terbangun beberapa kali. Gimana ya ?

Please ya masukannya. Asli nih lagi bingung banget.

Terimakasih

YULI

Ibu, saya Mas Kirdi Putra menjawab sharing ibu ke saya, terima kasih:

Berarti ini kasus gagap dadakan ya? Banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang berubah model komunikasinya, khususnya untuk anak kecil yang masih dalam tahap belajar, polos. Gagap bisa disebabkan oleh banyak hal, beberapa diantaranya adalah akibat trauma atas suatu hal atau kebiasaan yang ditirukan (dari lingkungannya, teman, orang tua, TV, dll). Apa yang bisa kita lakukan? Tindakan yang dilakukan sudah tepat, membawa anak pada model komunikasi awalnya (tidak gagap, lancar), tetapi kenapa belum permanen? Karena saat ini, hal yang tertatam dalam pikiran si anak adalah ”gagap”, dan hal inilah yang sedang di eksplorasi oleh pikirannya sendiri (asik dan menyenangkan untuk mengeksplorasi sesuatu hal yang baru).
Berdasarkan fakta inilah, maka kita dapat menciptakan ”kegemaran” yang lama di pikirannya, lancar berbicara. Kenapa harus seperti itu? Kita bisa ”memaksa” anak untuk kembali ke cara bicaranya yang lama, tetapi untuk beberapa kasus, justru bisa menciptakan ketegangan dan perasaan tertekan pada anak (walaupun memang dapat pula berhasil). Metode untuk menciptakan ”kegemaran” bicara lancar ini seperti yang sudah dilakukan, tetapi dilengkapi dengan:
  1. Penyampaian dengan permainan
  2. Perbandingan yang menyenangkan
Contohnya?
Misalnya kita mengajaknya untuk bermain tebak kata.. Kita melakukan suatu aktivitas (seperti pantomim), dan minta anak kita menebak apa yang sedang kita lakukan. Ketika anak mampu menebak dengan tepat, misalnya aktivitas ”MAKAN”, kita tanyakan pertanyaan berikutnya (dengan suasana yang fun dan menyenangkan, sambil tertawa), ”MAKAN atau MA MA MA MA KAN? Mana yang bener hayooo?”. Hal ini bisa diulangi beberapa kali, untuk beberapa aktivitas lainnya (misal. Makan, mandi, naik sepeda, cuci piring, dll), sampai semua jawabannya menunjukkan pola yang benar (bicara yang lancar).
Itu merupakan pola dan metode yang bisa diterapkan untuk mengubah sebuah pola pemikiran seorang anak. Bagaimana hasilnya nanti? Tentu saja tiap anak adalah unik, luar biasa, sehingga yang bisa kita lakukan berikutnya adalah, improvisasi. Selamat berimprovisasi...
Terus nih , dia juga gak mau masuk rumah orang. Sebel deh. Sampe bingung. Kan ceritanya natalan kemaren mesti sowan ke rumah sodara-sodara, nah Ezra sama sekali nggak mau masuk ke rumah yang kita kunjungi. Disuruh masuk malah nangis kenceng. Ya udah dia di halaman aja jadinya sama mbaknya.
Wah, ada kasus ngambek terhadap lingkungan baru? Sebetulnya, bukankah seorang anak kecil seharusnya masih polos dan mudah untuk berimprovisasi? Benar, tetapi seorang anak juga membutuhkan ruang yang nyaman menurut perasaannya (sekali lagi, bukan menurut kita lho). Nah, bagaimana caranya supaya si kecil mau masuk ke tempat yang baru? Satu hal yang perlu diperhatikan, hindari untuk memaksa.
Mengapa? Pemaksaan justru mampu menimbulkan terjadinya trauma pada pikiran si kecil. Yang bisa kita lakukan dalam kondisi seperti ini adalah kembali menggunakan metode penyampaian dengan permainan dan perbandingan yang menyenangkan.
Sebenarnya, ada banyak hal penyebab mengapa seorang anak tidak nyaman dengan lingkungan barunya. Misalnya, karena ia pernah mengalami beberapa hal yang tidak menyenangkan yang terkait (sama) dengan keaadaan yang sedang dialaminya saat itu (trauma). Contoh lain adalah karena si kecil pernah merasa sakit di dirinya ketika berada di luar rumah, dan menyamakan kondisi tersebut untuk tiap kali ia berada di luar rumah (persepsi), ini juga bisa menimbulkan hal-hal seperti yang terjadi diatas.
Banyak alasan mengapa seorang anak tidak mudah untuk beradaptasi dengan sebuah lingkungan baru. Sekali lagi hindari untuk memaksanya, jauh lebih bijak apabila kita mencoba untuk mengerti perasaannya, serta memberikannya sebuah semangat untuk mengatasi rasa takut, sakit, dan apapun yang membuatnya tidak nyaman tersebut.
Apa yang bisa kita lakukan?
Misalnya, kita bisa mengajak si kecil untuk bermain-main dahulu di luar rumah tersebut, kemudian setelah ia merasa lebih nyaman, tersenyum dan tertawa lepas, maka itu saatnya kita mulai mengajaknya bermain semakin mendekati ke dalam rumah.. berikan waktu yang cukup, tidak terburu-buru. Keterburu-buruan hanya akan menyebabkan si kecil semakin terpuruk dalam rasa tidak nyamannya. Berikan sedikit waktu dan kesabaran, dan hasilnya bukan hanya saat itu saja dapat kita rasakan, tetapi seringkali si kecil mampu ”menerjemahkan” rasa nyaman yang perlahan-lahan diperolehnya tersebut, di tempat lain.
Mempermudah kita sendiri sebagai orang tua bukan? Nah, selamat menjalankan tugas sebagai orang tua, menjalankan tugas mulia untuk membawa si kecil pada gerbang kehidupan yang lebih luas...
Satu lagi....koq makin lengket banget nih sama ibunya. Ibunya mandi, mau BAB, mesti ikut, kalo nggak bisa jerit2 sambil mukulin pintu . Udah gitu kalo bobo, dia bisa terbangun buat mastiin ibunya tidur di sampingnya. Masalahnya saya sering begadang buat bikin kue, jadi
yang ada dia bisa terbangun beberapa kali. Gimana ya?
Ketika seorang anak terlalu lengket dengan salah satu orang tuanya, bukankah itu hal yang bagus? Nah, kalau terlalu lengket? Ini yang masalah memang... pertanyaannya, mengapa itu bisa terjadi?
Banyak hal yang bisa menyebabkan seorang anak tiba-tiba seperti amplop dan perangko, menempel erat. Salah satu penyebab yang sering terjadi adalah semakin butuhnya waktu dan perhatian dari orang tuanya. Dengan makin berkembangnya usia anak, sebetulnya, secara mental, ia membutuhkan limpahan kasih sayang yang makin tidak sedikit. Hal ini akan terus terjadi sampai kalanya ia mampu untuk mandiri (bukan tergantung usia fisik, tetapi lebih pada kedewasaan usia mental si anak).
Nah, kalau sudah begini, yang perlu diperhatikan, bukan hanya tujuan membuat dia mampu kembali mandiri, tetapi cara untuk mengingatkan dan mengajarinya. Sekali lagi, hindari pukulan secara fisik maupun mental (teriakan, bentakan, dll). Kenapa? Coba bayangkan diri kita, bukan dengan pemahaman kita saat ini, tetapi saat kita juga seusia anak kita. Bayangkan betapa terkejut dan shock nya ketika kita melakukan sesuatu yang menurut kita hanya itulah cara komunikasi yang kita kenal (melalui menjerit-jerit contohnya), tetapi tiba-tiba kita menerima ”hukuman”, baik secara fisik (pukulan, dll) maupun mental (teriakan, bentakan, dll). Tentu akan terjadi kebingungan dan seringkali juga muncul perasaan bersalah. Bersalah? Iya, karena merasa telah melakukan sesuatu yang salah (walaupun ia juga tidak tau dimana salahnya).
Padahal?
Ya, padahal yang dilakukannya sederhana, mencari perhatian orang tuanya, tempat dirinya mencurahkan dan membutuhkan curahan kasih sayang. Luar biasa bukan, bagaimana cara berpikir kita seringkali membuat kita melontarkan sesuatu yg menyakitkan, padahal yang dibutuhkan anak hanya seberkas perhatian dan kasih sayang.
Jadi caranya gimana?
Sekali lagi, mainkan permainan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Ajak si kecil untuk bermain-main dengan tokoh kesayangannya (tokoh superhero, boneka, dll), seolah-olah mereka adalah tokoh kesayangannya itu. Kemudian berikan nilai-nilai yang kita ingin tanamkan, misalnya ”mama/papa sayang sama Barney (dinosaurus lucu ungu totol-totol), kan Barney baik dan berani, seperti budi, jadi Barney udh waktunya bobok, jadi Barney sekarang bobok dan minta ditinggal. Barney mau nunjukin kalo Barney berani bobok sendiri.”
Lakukan berbagai permainan yang melibatkan tokoh kesayangannya itu. Karena dengan memasukkan dan melibatkannya bersama-sama, tercipta hubungan emosional dengan tokoh kesayangannya tersebut, sehingga memudahkan kita, ketika kita memberikan nilai-nilai yang kita ingin tanamkan, maka nilai-nilai tersebut akan secara mudah diambil oleh si anak (walaupun kita menanamkannya pada tokoh/boneka kesayangannya).
Sekali lagi, tetap dibutuhkan kesabaran sebagai orang tua, dan kesediaan untuk menginvestasikan waktu kita bagi anak-anak kita. Investasi? Tentu saja, bukankah anak kita merupakan investasi masa depan kita? Dan bukankah menarik, melihat cara mereka tumbuh dan belajar dari hari ke hari, yang seringkali berbeda dengan cara kita berkembang, belajar, dan bertingkah laku dulu?
Selamat merenda karir cinta, cinta pada anak, untuk masa depan mereka...
NB:
Terapi dan Workshop Hubungi: Emma 08561076322


Kekuatan Kata ”Terima Kasih”

Seringkali kita tidak menyadari, bahwa kekuatan kata-kata yang terucap, baik di hati atau di mulut kita.


watch your thoughts,

they become words

watch your words,

they become actions

watch your actions,

they become habits

watch your habits,

they become character

watch your character,

they become destiny…


Banyak yang berkata, ”coba untuk selalu berpikiran positif” atau ”iklaskan semua yang telah terjadi”, tapi ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Bagaimana cara “real”nya untuk menerapkan ini semua?

Terima Kasih, kata yang mengandung Positive Thinking ini hanya diucapkan bila kita dalam kondisi yang baik atau bahagia saja. Tapi bagaimana sebaliknya.

Perlu contoh? Pernahkah anda berada dalam kondisi ini:

Anda bangun pagi dalam kondisi badan yang tidak terlalu fit, dan lalu timbul “sedikit” perdebatan kecil dengan pasangan dan si kecil yang mulai “heboh” karena butuh perhatian anda. Lalu berikutnya yang menimpa anda, adalah kondisi jalan macet membuat anda cukup terlambat. Ketika sampai di kantor, kata-kata pertama yang keluar dari mulut atasan anda sanggup membuat telinga anda memerah sehingga membuat anda tidak mood untuk menyelesaikan pekerjaan yang memang belum selesai anda kerjakan. Masih ditambah dengan tekanan-tekanan dari klien/ pelanggan/mitra kantor anda yang berhubungan langsung dengan anda. Masih perlu ditambah lagi?

Nah, siapapun yang pernah berada dalam kondisi diatas, tahu bahwa untuk berpikiran positif saat itu sangatlah sulit (sekali lagi, sulit, bukannya tidak mungkin). Lalu, apa yang bisa dilakukan saat itu?

Saran untuk ”coba berpikiran positif” mungkin akan ditanggapi ”benar juga, ini Cuma sementara”, atau justru mungkin memicu kata-kata dalam hati ”bener sih, berpikiran positif bagus, tapi coba kalau kamu yang ada di dalam posisi saya, apa masih bisa ngomong seperti itu!” (tidak bisa tidak, sambil menulis, saya tersenyum-senyum sendiri, untuk hal yang juga pernah saya alami sendiri)

Salah satu cara yang praktis untuk mengatasi berbagai hal ini adalah dengan ber Terima Kasih. Berterima kasih??? Ya, berterima kasih atas segala yang telah terjadi pada diri kita hari ini.

Terima kasih untuk badan yang terasa tidak fit ketika bangun di pagi hari..

Terima kasih untuk pasangan/keluarga yang ”menyebalkan” sebelum kita berangkat...

Terima kasih untuk kondisi jalanan yang macet ketika kita di perjalanan...

Terima kasih untuk atasan yang memarahi kita setibanya di kantor...

Terima kasih untuk klien kantor yang menekan kita ketika kita berhubungan dengannya...

Terima kasih untuk apapun yang tejadi pada diri kita, untuk setiap kejadian positif maupun negatif yang kita terima, yang kita alami, karena pasti ada sebuah pelajaran/hikmah yang memang PASTI dapat kita ambil dari situ. Kalau tidak ada? Berarti kita belum mencarinya dari sisi pandang lain, atau... biarkan saja pikiran kita yang akan ”meramunya” untuk kita.

Berterima kasih pada siapa? Pada pilihan yang telah kita ambil (untuk menyesal dan berterima kasih, energi yang kita keluarkan sama, buat apa memberikan efek negatif dengan menyesal? Dengan menyesal kita dapat kembali ke masa lalu? Tidak bukan...), pada Tuhan yang telah menempatkan kita pada suatu keadaan tersebut (yang pasti TIDAK mungkin TIDAK, pasti ada maksudnya, kita saja yg belum tahu).

Terima kasih untuk badan yang tidak terasa fit ketika bangun di pagi hari, karena dengan itu berarti kita diingatkan bahwa kita masih punya umur, masih hidup, dan kita tahu bahwa kalau kita mau berumur lebih panjang dan menikmati hidup, ada pola makan dan olah raga kita yang harus diubah...

Terima kasih untuk pasangan/keluarga yang ”menyebalkan” sebelum kita berangkat, karena dengan itu berarti kita masih punya seseorang yang terikat secara emosional dengan kita, sementara banyak sekali orang yang tinggal seorang diri hidup di dunia, atau sangat berharap ada seseorang yang bisa memeluk atau memarahinya, tetapi itu semua sekedar angan-angan...

Terima kasih untuk kondisi jalanan yang macet ketika kita diperjalanan, karena dengan itu berarti kita diingatkan, ketika lain kali ada sebuah urusan di pagi hari, kita mampu ingat bahwa kondisi jalanan macet dan kita mampu mengambil tindakan preventif dengan berangkat lebih pagi...

Terima kasih untuk atasan yang memarahi kita setibanya di kantor, karena dengan itu berarti kita masih punya pekerjaan, sementara banyak sekali orang di luar sana yang masih berharap untuk punya sekedar pekerjaan hari ini demi menyambung kehidupannya...

Terima kasih untuk klien kantor yang menekan kita ketika kita berhubungan dengannya, karena dengan itu berarti kita semakin matang dan bijaksanan secara emosi di pekerjaan, dan semakin belajar lebih banyak lagi tentang apapun yang menjadi bagian dari pekerjaan kita, sehingga makin ahli kita di bidang itu...

Dan bila anda merasa bahwa itu semua bukan sebuah pelajaran atau hikmah, tetaplah berterima kasih... biarkan pikiran bawah sadar anda yang menunjukkannya pada anda... biarkan...

Sebetulnya, bagaimana ”terima kasih” itu bekerja dalam diri saya?

Ketika kita mengucapkan ”terima kasih”, baik dalam hati maupun dengan berbicara, maka terjadi proses penyerapan kembali oleh pikiran kita. Nah, didalam pikiran itulah semua ini berawal.

Ketika sebuah kata-kata masuk ke dalam pikiran, secara singkat, yang terjadi adalah:

”Kata-kata” - Pikiran - Pikiran Bawah sadar - Diproses - Hasil - Ide/Perasaan

Proses inilah yang kira-kira terjadi dalam pikiran kita. Kekuatan dari kata-kata yang kita pikirkan (self talk) maupun yang terucap (external communication) mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa, yang mempengaruhi kita secara pikiran, emosi, maupun fisik.

Ketika kita mengucapkan terima kasih maka yang terjadi adalah di dalam pikiran bawah sadar kita mulai terjadi sebuah proses yang berkelanjutan, yang kemudian menghasilkan sebuah ide atau perasaan. Ide atau perasaan apa? Kalau kata-kata yang kita ucapkan adalah terima kasih, maka apapun ide dan perasaan yang muncul adalah hal-hal yang menyenangkan.

Jadi, Terima kasih untuk apa saja yang ingin anda ucapkan pada hari ini?


Kirdi Putra, CHI, CHt.

Professional Personal Coach

(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change