Kekuatan Kata ”BELAJAR”

”Mulutmu Harimaumu...”

Sebuah pepatah, yang berarti ”berhati-hatilah dengan apa yang engkau ucapkan”, yang sering kita dengar diucapkan oleh orang-tua kita. Selama ini banyak yang sering mengira bahwa kata-kata dapat menjadi berbahaya ketika diucapkan pada orang lain, tetapi seringkali kita tidak menyadari, bahwa pengaruh kata-kata terhadap diri kita sendiri sangatlah besar.

Kita pasti pernah mengalami berbagai hal yang tidak menyenangkan dalam 1 hari, dan hari itu benar-benar buat kita merasa “Down”. So, bagaimana caranya untuk tetap menjaga pikiran kita tetap positif ketika sedang mengalami kondisi seperti itu?

Pernahkah kita mempertanyakan pada diri kita sendiri, mengapa kita harus mengalami semua hal yang SUDAH pernah kita alami dalam hidup kita? Apakah ada MAKSUD dibalik ini semua?

Misalnya, kita mengalami hari yang (kita anggap) buruk. Dimarahi atasan, dimarahi klien, kena macet, dan masih banyak hal-hal kecil tapi menjengkelkan yang terjadi. Kita bertanya pada diri kita sendiri “mengapa ya, saya harus alami ini semua?”, kita berkali-kali mengucapkan pertanyaan yang sama, di dalam hati, kepada diri sendiri, tetapi belum juga memperoleh suatu jawaban. Seringkali kita menganggap bahwa kata-kata yang kita ucapkan dalam hati, atau kita gumamkan sendiri, tidak berpengaruh banyak, karena tidak adanya jawaban seperti halnya kita sedang berbicara pada orang lain.

Kalau kita beranggapan bahwa kata-kata yang kita ucapkan sendiri itu tidak berpengaruh apa-apa pada diri kita, maka, PERTIMBANGKAN kembali…

Mengapa?

Karena kata-kata apapun yang kita ucapkan pada diri kita berpengaruh sangat besar. Saya ulangi SANGAT.

Mungkin kita tidak mendapatkan jawaban LANGSUNG saat itu. Mungkin pikiran kita masih butuh untuk memproses beberapa informasi tambahan yang dibutuhkan, hanya untuk menjawab pertanyaan “mengapa ya saya harus mengalami ini semua?” atau “apa yang bisa saya dapat dari keadaan ini ya?”.

Pikiran kita merupakan sebuah perangkat yang luar biasa. Kekuatannya terbagi menjadi 2 bagian: Pikiran sadar dan bawah sadar.

Pikiran sadarlah yang membuat kita mampu berkata-kata dan bertanya berbagai macam pertanyaan seperti diatas tadi. Pikiran sadarlah yang membuat kita mampu melakukan analisa terhadap berbagai macam hal secara sadar. Pikiran sadarlah yang membuat kita mampu memutuskan secara logis bisa kita dihadapi pada pilihan-pilihan yang datang pada kita.

Nah, proses yang terjadi, ketika pikiran sadar berkata-kata, maka kata-kata yang kita ucapkan juga di dengar oleh pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar memproses informasi secara refleks, dan bekerja di bawah permukaan pikiran (ketika bawah sadar berpikir, kita tidak mengetahui proses berpikir tersebut, wong namanya juga bawah sadar).

Bagaimana bila pertanyaan yang diajukan oleh pikiran sadar sudah selesai diproses?

Jawaban-jawaban sebagai hasil proses dari pikiran bawah sadar akan ditampilkan ke pikiran sadar kembali (seperti halnya 2 orang yang saling bertukar pikiran, saling berkata-kata), tetapi bentuknya tidak selalu berupa kata-kata.

Hasil jawaban dari pikiran bawah sadar itu biasanya berbentuk ide atau perasaan, dan waktunya tidak dapat kita tentukan (karena hasil proses bawah sadar, kecepatan jawabannya tergantung pada sering tidaknya kita menggunakan proses yang sama/ pola yang sudah ada).

Nah, ketika kita mendapatkan sebuah ide, atau saat perasaan ketika mau memutuskan sesuatu, maka itu merupakan hasil dari proses yang terjadi dalam pikiran bawah sadar kita.

Kekuatan bawah sadar itulah yang mempengaruhi BAGAIMANA kita menyikapi kondisi yang terjadi pada diri kita, MENGAPA kita memutuskan sesuatu, dan masih banyak lagi.

Satu hal yang bisa kita lakukan mulai dari sekarang, adalah berhati-hati dalam berkata-kata pada diri kita sendiri. Lalu, dapatkah kita mempercepat proses di dalam pikiran bawah sadar kita itu?

TENTU saja. Kita dapat mempercepat proses di dalam pikiran kita, kalau kita juga secara spesifik menanyakan hal yang kita butuhkan. Maksudnya??

Ketika kita mengalami apapun, baik hal yang kita anggap positif maupun negatif, maka kita bisa saja bertanya:

Apa yang bisa saya PELAJARI dari kejadian ini?

Saya bisa BELAJAR dari kejadian ini, apa saja ya?

Ini semua adalah PELAJARAN bagi saya, apa saja yang bisa saya PELAJARI ya?

Dengan bertanya pertanyaan-pertanyaan yang spesifik seperti itu, maka pikiran bawah sadar kita segera mencari jawaban atas pertanyaan tadi.

Dari mana? Dari berbagai kejadian yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya, dari berbagai hal yang pernah kita pelajari sebelumnya.

Kenapa kata-kata ”BELAJAR” bisa mempercepat proses kita mengambil pelajaran/hikmah di dalam pikiran bawah sadar kita?

Karena tiap kita memberi LABEL pada pikiran bawah sadar kita, maka ketika proses sedang terjadi, maka lebih cepat pikiran bawah sadar kita mengakses semua pengalaman kita, apalagi yang memang sudah berlabel BELAJAR.

Sama seperti kita menyusun buku di dalam perpustakaan (dengan standarisasi label yg ada)?

Ya, kira-kira seperti itu, pikiran kita lebih efektif dan efisien ketika kita memang mengatur semua informasi yang masuk, sehingga semuanya telah tertata, dan ketika dibutuhkan untuk di proses, maka cepat juga proses pemanggilan data yang ada.

Seperti komputer?

Ya, seperti komputer, Cuma lebih hebat dan cepat, serta banyak prosesnya terjadi secara tidak kita sadari (sebenarnya ada proses yang bahkan masih berjalan ketika kita sedang tidur dan beristirahat).

Hebat? Luar biasa... jadi, mau memulai untuk mengucapkan kata-kata BELAJAR hari ini?

Kirdi Putra, CHI, CHt.

Professional Personal Coach

(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

Phone. +62 21 739 7916

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

No comments: