Artikel: Patah Hati


By: Kirdi Putra


Saya baru saja putus dengan pacar saya, dia yang menyatakan putus. Saya masih sangat mencintai dia, hati saya masih hanya untuk satu orang wanita, tetapi seringkali dia menuduh saya untuk sesuatu yang benar-benar tidak saya lakukan. Dia seringkali menuduh saya berselingkuh, menuduh saya tidak menganggapnya penting, tidak benar-benar menyayangi dia, dll.


Mas H di JKT.

Mengapa setelah saya mencintainya dengan sepenuh hati, dia menuduh saya seperti itu?

Mas H, bukankan kita memang terlahir berbeda-beda? Bukankan dunia ini terasa dan terlihat indah karena perbedaan yang terjadi di dalamnya?

”Cinta bukanlah alasan untuk mengubah seseorang, cinta

adalah sebab untuk menyatukan dua hati yang berbeda...”

pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, mengapa tidak ada satu orangpun di dunia ini yang memiliki sidik jari yang sama? Coba bayangkan, apalagi yang ada di dalam pikiran dan hati orang lain...

Kalau seseorang yang kita cintai memiliki kesalah pahaman terhadap diri kita, menurut saya, yang pertama kali bisa kita lakukan, adalah menerima bahwa semua ini terjadi karena faktor di diri kita juga... dengan kata lain, kita punya andil dalam hal ini (lebih mudah berpikir dengan cara seperti ini, dibandingkan menyalahkan orang lain diluar diri kita, misalnya ex pacar kita).

Jika seseorang yang kita cintai menuduh kita yang sebenarnya tidak kita lakukan, saya tahu, rasanya pasti sangat menyakitkan (baik tuduhan berselingkuh, tidak menganggapnya penting, tidak benar-benar menyayanginya, dan berbagai tuduhan lainnya). Tetapi pasti ia juga memiliki dasar pemikiran mengapa kita sampai mendapatkan tuduhan itu... Nah, disini, kedewasaan kita berdua lah (dengan pasangan) yang diharapkan mampu untuk menghadirkan sebuah bentuk komunikasi yang bijaksana dan terbuka.

Bukan lagi masalah siapa benar dan siapa salah, bukan... tetapi mau di bawa kemana hubungan yang sudah terjalin, dan lebih mengenal lagi, fakta apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalah pahaman tersebut. Mohon diingat, bahwa satu hal yang menurut kita biasa saja, belum tentu akan dipahami biasa oleh orang lain, satu hal yang tidak penting menurut kita, bisa jadi merupakan hidup dan mati untuk seseorang.

Jadi? Satukan hati kita ketika membangun sebuah hubungan, coba rasakan, coba lihat, coba dengarkan, bukan dari sisi pandang kita.. tetapi dari sisi pandang pasangan kita... bukankah indah untuk bisa tersenyum pada hal-hal yang membuatnya tersenyum.. menangis untuk hal-hal yang mampu membuatnya menangis.. bukan untuk mengubahnya, tetapi untuk lebih dekat dan memahaminya...

Karena pada akhirnya, cintalah yang memilih... persiapkan diri kita untuk dipilih olehnya...

(bukan untuk mengubah orang yang kita cintai...)

Apa yang harus saya lakukan untuk meringankan beban di hati saya?

Pertama-tama, mungkin anda bisa bersyukur.. untuk apa yang sudah terjadi dalam hidup anda.. tidak semua orang dikaruniai berkah untuk dapat mengalami patah hati...

Yang BENER??

Iya, benar sekali... coba kita lihat bersama, coba kita tanyakan bersama… kenapa kira-kira kita harus mengalami hal seperti ini.

Bukankah katanya Tuhan sangat menyayangi umatnya?

Bukankah katanya semua hal terjadi karena sebuah skenario besar-Nya?

Berarti pasti ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari sini. Maksudnya?

Pertanyaan..

Andaikata suatu hari, diri anda harus mengalami sebuah operasi pembedahan di sebuah rumah sakit. Apakah anda bersedia di bedah oleh seseorang, yang tidak lulus mata kuliah anatomi (di kedokteran) sehingga belum (atau tidak) dinyatakan lulus sebagai seorang dokter?

Rata-rata dari kita pasti menjawab ”TIDAK” (bahkan tanpa perlu berpikir lebih lanjut)

Mengapa? Karena tidak adanya jaminan operasi tersebut dilakukan secara BENAR, sehingga taruhannya menjadi semakin besar (masalahnya, yang jadi taruhan kan nyawa kita).

Padahal, siapa sih yang mengeluarkan Ijazah Kedokteran? Kan Universitas tempat dokter tersebut kuliah... coba deh kita renungkan bersama-sama, apakah kita layak untuk mencapai kesuksesan, kebahagiaan, cita-cita apapun yang kita inginkan, apabila kita tidak ”memantaskan” diri kita dalam menghadapi pelajaran-pelajaran yang diberikan oleh-Nya?

Apakah kita tidak akan mengalami patah hati lagi, kalau kita tidak memutuskan untuk belajar dari pengalaman kita ini? Mengapa? Karena pelajaran yang diberikan oleh-Nya tidak kita jadikan bahan untuk berubah dan menjadi lebih bijak di kesempatan berikutnya.

Waktu akan menyembuhkan, tetapi ada baiknya justru dengan berjalannya waktu itu, kita ingat juga hal-hal yang menyebabkan kesalah-pahaman, cara kita menyampaikan pendapat, cara kita menunjukkan cinta pada pasangan kita, dll.

Sedih karena tidak ada harapan dalam hidup anda? Belum tentu kan... kalau jodoh, tidak akan lari kemana kan...

Mulai sekarang, anda bisa perbaiki diri dan lakukan yang terbaik yang anda bisa...

Salam hangat dan teriring senyum dari saya.

Kirdi Putra, CHI, CHt.

Hypnotherapy Coach

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

maskirdiputra@yahoogroups.com

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

No comments: