Anakku Obesitas

Anakku laki-laki, umur 11 tahun mengalami obesitas. Dengan berat 60kg dan tinggi 130cm.

Kenapa anak bisa obesitas?
Waduh, sebuah pertanyaan yang mungkin bisa lebih baik dijawab oleh seorang dokter atau seorang ahli gizi... mungkin saya sekedar membantu dengan sedikit informasi yang memang kita miliki. Menurut penelitian oleh para ahli, pola hidup anak sekarang (pola makan dan pola bergerak) memberikan sumbangan yang cukup besar pada kecenderungan seorang anak mengalami obesitas. Junk food dan video games yang berlebihan merupakan kombinasi yang menarik (sebuah kata lain untuk, sempurna) dalam memupuk kecenderungan obesitas tersebut. Jumlah kalori yang besar yang terkadung di dalam seporsi makanan siap saji mampu menambah sejumlah penimbunan kadar lemak didalam tubuh, apalagi bila seorang anak hampir setiap hari mengkonsumsi makanan seperti ini. Juga dengan pola bergerak yang semakin kecil, dimana banyak terjadi, seorang anak lebih suka bermain dengan video games nya di rumah ketimbang harus berolah-raga dan bersosialisasi di luar. Banyak anak sekarang yang lebih memilih bermain bola di video games ketimbang harus bermain bola sungguhan di lapangan. Ini sekedar contoh, bahwa pola makan yang sudah mendukung munculnya obesitas, ditambah dengan terjadinya kemalasan gerak pada anak kita?

Tidak bisa disangkal pula, menurut para ahli, ada peranan gen (DNA, informasi genetis) didalam kecenderungan seseorang mengalami obesitas atau tidak, tetapi pola makan dan pola gerak tetap memegang peranan kunci dalam perkembangan obesitas pada diri seseorang. Berdasarkan berbagai informasi singkat ini, lebih mudah bagi kita, untuk membantu anak kita mengubah pola makan dan pola geraknya dibandingkan harus berpikir untuk mengubah struktur gen nya kan?

Apa ada terapi non obat?

Terapi non obat? Banyak jalan untuk menuju sebuah goal, banyak cara untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Ada beberapa kemungkinan terapi non obat, saat ini bisa dengan menggunakan pola pengobatan tradisional alami (herbal), bila yang dimaksud dengan obat adalah bahan-bahan kimia sintetis, atau misalnya dengan akupunktur, jika sama sekali tidak mau menyentuh bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut, juga bisa dengan mengubah pola pikir dan tingkah laku (behaviour) untuk mengubah pola makan dan pola bergerak dari anak. Mungkin dengan pendekatan hypnotherapy juga bisa membawa perubahan pada beberapa pola tersebut. Pada intinya, kita mulai mengubah pola pikir anak tentang makanan dan olah raga. Seorang anak bukan tidak mampu untuk mengubah pola makan dan geraknya, tetapi seringkali mereka belum menyadari pentingnya mengatur pola makan dan pola gerak (terlebih untuk anak yang sudah mengalami obesitas).

Nah, cara menerangkan kebanyakan orang tua pada anak yang menggunakan pendekatan pola pikir orang yang sudah dewasa, itu yang membuat tulalit (tidak nyambung). Jadi, kita diharapkan untuk mengubah cara kita mendekati dan menerangkan mengapa:
  • Pola makan harus berubah menjadi makanan sehat, dengan jumlah yang terbatas
  • Pola gerak yang harus dimulai, dengan berbagai aktivitas outdoor dan mengurangi kegiatan yang tidak banyak memerlukan gerak (video game, dll)
Yang keduanya disampaikan dengan cara yang sesuai dengan pemahaman (database) pikiran anak, dan dengan cara yang fun, serta tujuan yang jelas (serta mampu mengispirasi anak untuk mau mengerjakannya tanpa disuruh apalagi diancam).

Pengetahuan inilah yang dibutuhkan oleh kita sebagai orang tua, karena perubahan kebiasaan bukanlah merupakan hal yang mudah, bahkan untuk kebanyakan orang yang telah dewasa, apalagi harus diterapkan pada seorang anak. Pengetahuan dan pengertian untuk menjelaskan dan mengajak anak melakukan perubahan kebiasaan inilah yang akan menentukan masa depan anak-anak kita kelak.

Tunggu apa lagi, mulailah dari sekarang, mari kita ciptakan generasi yang cerdas dan sehat...

No comments: