Pernahkah Anda mendengar mengenai Hipnotis? Jika mendengar kata Hipnotis, apa hal yang terbersit dalam pikiran Anda? Kebanyakan orang akan memberikan komentar yang cukup negatif mengenai hipnotis. Suatu hal yang cukup lazim, mengingat begitu banyak tindak kriminal yang memang menggunakan hipnotis atau seolah-olah menggunakannya. Ada pertanyaan yang muncul, seberapa jauh sebetulnya kita mengetahui mengenai apa itu sebenarnya hipnotis, dan apa saja aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari?
Hipnotis merupakan suatu hal yang sebenarnya telah dikenal selama ribuan tahun, dalam berbagai bentuk tradisi tradisional, yang rata-rata dalam tiap kebudayaan, digunakan sebagai alat untuk penyembuhan. Hipnotis sendiri mengalami perkembangan dan mulai diteliti secara modern oleh seorang Austria bernama Dr. Anton Franz Mesmer, di mana ia pula lah yang kemudian membawa fenomena hipnotis ini ke barat (sehingga muncul istilah western hipnotis). Setelah mengalami banyak sekali proses penelitian, saat ini dapat dikatakan secara jelas bahwa hipnotis sama sekali tidak terkait dengan hal-hal yang bersifat mistik atau klenik, seperti yang telah banyak dituduhkan orang. Adapun hasilnya yang terkadang ekstrim (membuat orang tak berdaya, mengikuti kemauan si penghipnotis, dll), adalah hasil dari proses komunikasi yang luar biasa, pada pikiran orang lain. Hal inilah yang kemudian memicu banyak persepsi negatif mengenai hipnotis, atau ilmu Gendam, salah satu ilmu tradisional yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Ilmu Gendam sendiri merupakan salah satu bentuk Traditional Hipnotis, yang biasanya dalam proses penguasaannya menggunakan metode yang berbasis tradisi (puasa, amalan-amalan, mantra, dll), serta kekuatan energi metafisik. Dalam kerangka hipnotis secara keseluruhan, ilmu Gendam hanya merupakan salah satu bentuk hipnotis modern yang dikemas dengan pendekatan tradisional, sedangkan teknik yang digunakan 100% dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Mengingat berbagai hal tersebut, banyak yang mempertanyakan apakah untuk menguasai kemampuan hipnotis dapat diperoleh melalui ritual mistik dan dilakukan secara instant (dengan mantra, diisi, attunement, dll). Jawaban dari pertanyaan tersebut dijelaskan oleh salah seorang pakar Hipnotis, Yan Nurindra dari Diamond in You Center yang juga Presiden IBH (Indonesian Board of Hypnotherapy), bahwa tidak benar bahwa hipnotis dapat diperoleh dengan cara seperti itu, di mana hal ini merupakan sekedar mitos belaka. Hipnotis merupakan sebuah seni komunikasi, yang tentu saja harus dilatih berdasarkan pengetahuan mengenai sifat-sifat pikiran manusia. Sehingga hampir semua orang dapat menguasai keterampilan ini, dan mampu mengaplikasikannya untuk berbagai hal dalam kehidupannya, seperti untuk terapi, marketing, bisnis, sekolah, olah raga, dll. Sampai saat ini, tantangan terbesar di Indonesia adalah mengenalkan hipnotis dan aplikasinya pada masyarakat, karena pola pikir yang telah terlebih dahulu terbentuk bahwa hipnotis biasanya berhubungan dengan hiburan, mengerjai orang lain, dan kejahatan.
Saat ini, hipnotis telah diaplikasikan di berbagai bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain untuk hiburan (stage hipnotis), forensik, terapi, anestesi, marketing, dan masih banyak lagi. Saat ini banyak orang yang mengira bahwa hipnotis hanya dapat digunakan untuk kepentingan entertainment dan kedokteran, di mana ternyata masih banyak lagi aplikasi lain dari Hipnotis yang banyak belum diketahui.
Di Amerika Serikat sendiri, semenjak tahun 1958 hipnotis telah diakui dan diresmikan sebagai salah satu bentuk terapi untuk berbagai penyakit mental dan psikosomatis (penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran). Saat ini, mulai banyak di Indonesia yang mulai menyadari bahwa hipnotis sesungguhnya memang dapat diaplikasikan secara praktis, mulai dari untuk keperluan marketing (hypnomarketing), untuk hubungan antara orang tua dengan anak (menciptakan kondisi komunikasi yang kondusif, hypnoparenting), untuk membangun prestasi di sekolah, olah raga, maupun pekerjaan, serta masih banyak lainnya. Semuanya itu merupakan pengembangan dari ilmu hipnotis, sekali lagi, yang merupakan ilmu komunikasi yang luar biasa, untuk menghasilkan performa diri dan orang lain. Banyak sekali yang bisa dipelajari dan dikuasai, mau menyusul?
Hipnotis merupakan suatu hal yang sebenarnya telah dikenal selama ribuan tahun, dalam berbagai bentuk tradisi tradisional, yang rata-rata dalam tiap kebudayaan, digunakan sebagai alat untuk penyembuhan. Hipnotis sendiri mengalami perkembangan dan mulai diteliti secara modern oleh seorang Austria bernama Dr. Anton Franz Mesmer, di mana ia pula lah yang kemudian membawa fenomena hipnotis ini ke barat (sehingga muncul istilah western hipnotis). Setelah mengalami banyak sekali proses penelitian, saat ini dapat dikatakan secara jelas bahwa hipnotis sama sekali tidak terkait dengan hal-hal yang bersifat mistik atau klenik, seperti yang telah banyak dituduhkan orang. Adapun hasilnya yang terkadang ekstrim (membuat orang tak berdaya, mengikuti kemauan si penghipnotis, dll), adalah hasil dari proses komunikasi yang luar biasa, pada pikiran orang lain. Hal inilah yang kemudian memicu banyak persepsi negatif mengenai hipnotis, atau ilmu Gendam, salah satu ilmu tradisional yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Ilmu Gendam sendiri merupakan salah satu bentuk Traditional Hipnotis, yang biasanya dalam proses penguasaannya menggunakan metode yang berbasis tradisi (puasa, amalan-amalan, mantra, dll), serta kekuatan energi metafisik. Dalam kerangka hipnotis secara keseluruhan, ilmu Gendam hanya merupakan salah satu bentuk hipnotis modern yang dikemas dengan pendekatan tradisional, sedangkan teknik yang digunakan 100% dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Mengingat berbagai hal tersebut, banyak yang mempertanyakan apakah untuk menguasai kemampuan hipnotis dapat diperoleh melalui ritual mistik dan dilakukan secara instant (dengan mantra, diisi, attunement, dll). Jawaban dari pertanyaan tersebut dijelaskan oleh salah seorang pakar Hipnotis, Yan Nurindra dari Diamond in You Center yang juga Presiden IBH (Indonesian Board of Hypnotherapy), bahwa tidak benar bahwa hipnotis dapat diperoleh dengan cara seperti itu, di mana hal ini merupakan sekedar mitos belaka. Hipnotis merupakan sebuah seni komunikasi, yang tentu saja harus dilatih berdasarkan pengetahuan mengenai sifat-sifat pikiran manusia. Sehingga hampir semua orang dapat menguasai keterampilan ini, dan mampu mengaplikasikannya untuk berbagai hal dalam kehidupannya, seperti untuk terapi, marketing, bisnis, sekolah, olah raga, dll. Sampai saat ini, tantangan terbesar di Indonesia adalah mengenalkan hipnotis dan aplikasinya pada masyarakat, karena pola pikir yang telah terlebih dahulu terbentuk bahwa hipnotis biasanya berhubungan dengan hiburan, mengerjai orang lain, dan kejahatan.
Saat ini, hipnotis telah diaplikasikan di berbagai bidang, baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain untuk hiburan (stage hipnotis), forensik, terapi, anestesi, marketing, dan masih banyak lagi. Saat ini banyak orang yang mengira bahwa hipnotis hanya dapat digunakan untuk kepentingan entertainment dan kedokteran, di mana ternyata masih banyak lagi aplikasi lain dari Hipnotis yang banyak belum diketahui.
Di Amerika Serikat sendiri, semenjak tahun 1958 hipnotis telah diakui dan diresmikan sebagai salah satu bentuk terapi untuk berbagai penyakit mental dan psikosomatis (penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran). Saat ini, mulai banyak di Indonesia yang mulai menyadari bahwa hipnotis sesungguhnya memang dapat diaplikasikan secara praktis, mulai dari untuk keperluan marketing (hypnomarketing), untuk hubungan antara orang tua dengan anak (menciptakan kondisi komunikasi yang kondusif, hypnoparenting), untuk membangun prestasi di sekolah, olah raga, maupun pekerjaan, serta masih banyak lainnya. Semuanya itu merupakan pengembangan dari ilmu hipnotis, sekali lagi, yang merupakan ilmu komunikasi yang luar biasa, untuk menghasilkan performa diri dan orang lain. Banyak sekali yang bisa dipelajari dan dikuasai, mau menyusul?
No comments:
Post a Comment