Mantra Menginspirasi Junior


Mantra Menginspirasi Junior
(Di sadur dari Reader’sDigest Indonesia yang Diadaptasi dari word to inspire
oleh Cynthia Dermody, Reader’sDigest Asia)


Kata dan kalimat yang kita ucapkan dalam sebuah perbincangan dengan si kecil bisa berpotensi menganggu perkembangan anak. Masa sih? Berikut ini adalah beberapa kata dan kalimat yang biasa atau umum diucapkan para orang tua, yang ternyata bisa diartikan berbeda atau bahkan lain oleh si anak. Dan selanjutnya ada kata dan kalimat yang harus diucapkan sebagai alternative yang bisa dipahami anak.



1 Orang tua: ” Kamulah yang terbaik” Diartikan anak : ” Pokoknya tugasmu membuat orang tua senang” Sebaiknya katakan: ” Kamu harus bangga dengan usaha keras kamu” Menurut penelitian Carol Dweck, PhD, psikolog sosial dari Columbia University yang mengajar di Stanford University, anak yang di puji ’berusaha keras’ bernilai ujian lebih baik daripada yang dipuji ’pandai’. Pujian terhadap kemampuan akan menimbulkan anggapan bahwa sukses datang karena mereka memiliki hal tersebut, dan itu mengurangi faktor usaha, sehingga anak takut menghadapi tantangan. Mereka bisa memilih berhenti saat mereka sedang diatas.



2. Orang tua: ”Kita tidak bisa membeli itu.” Diartikan anak: ” Segalanya harus menggunakan uang.” Sebaiknya katakan: ”Di toko ini memang banyak mainan bagus. Di rumah kita masih ada banyak mainan lain. Jadi hari ini kita tidak membeli mainan, ya” Jika anda sering mengatakan bahwa kondisi keuangan yang tidak mencukupi mengakibatkan dia tidak mampu memiliki mainan, maka dia akan merasa uang adalah sumber dari segala kesenangan dalam kehidupan. ” Jika berhadapan dengan anak lebih besar, diskusikan cara tepat untuk mendapatkan barang itu. Misalnya, sebagai hadiah kelulusan,” kata Marcy Axness, Ph.D spesialis pengembangan anak.


3. Orang tua : ”Ngga usah dipikirkan, lupakan saja” Diartikan anak: ” Kamu lucu banget deh, mirip ondel-ondel.” Sebaiknya katakan: ” Ayah paham kamu sedang kesal dan marah. Mau cerita ke ayah, kan? Ketika anak kesal, ”orang tua memberi rasa nyaman lebih besar kepada anak saat men dengarkan. Kenali mood-nya agar dia selalu mau bercerita,” kata Dr. Mel Levine, profesor paediatrik di Universitas of North Carolina, Chapel Hill.


4. Orang tua: ” Jangan bicara pada orang asing.” Diartikan anak:” Semua orang yang kamu tidak kenal akan berbuat jahat kepadamu.” Sebaiknya katakan: “ Jangan bicara dengan orang yang membuat kamu merasa tidak nyaman. Ini caranya ...” Anak jaman sekarang bertemu orang asing dimana saja dan kadang harus berbicara dengannya. Faktanya banyak kasus kejahatan terhadap anak justru orang yang mereka kenal.


5. Orang tua: ” Pinjamkan mainan ke Adek.” Diartikan Anak: ” berikan mainan ke Adek!” Sebaiknya katakan : ” Adek mau main dengan mobil kamu sebentar. Nanti dia kembalikan. Itu masih mobil kamu kok.” Menurut David Elkind, PhD, profesor di Tufts University dan penulis The Hurried Child, sampai usia delapan, anak belum menangkap konsep berbagi. Jadi sebelum mencapai usia itu, Anda dapat mulai mendidik agar dia mengurang sikap mementingkan diri sendiri. Misalnya, dengan mencantumkan lebel nama pada mainan sebelum anda mengambilnya.



6. Orang tua: “ Husss ... jangan bicara begitu.” Diartikan Anak: ” Ayah nggak mau dengar lagi kami bicara begitu.” Sebaiknya katakan: ” Ayah senang kamu mau bicara. Tapi ada satu permintaan Ayah yang tidak boleh kamu lupakan. Kata-kata kamu tadi terlalu kasar, jangan gunakan kata-kata itu lagi, ya” Berhati-hatilah saat anak mengeluarkan kata-kata kasar ketika dia berbicara dengan anda. ” Orang tua seharusnya merasa beruntung jika anaknya mengajak bicara,” kata Vicky Panaccione, Ph. D, pendiri Better Parenting Institute di Melbourne, Florida. Namun jika orang tua terlalu fokus kepada kata-kata saja – Lalu Marah – anak akan diam, dan dialog akan terhenti. Dengarkan, lalu bicarakan keberatan anda tentang kata-kata itu diakhir dialog.

Emma Dewang – HTII Tim

No comments: