Mitos di Seputar Hypnosis

Artikel By Kirdi Putra

Mitos 1: Seorang ahli Hipnotis mampu mengontrol pikiran saya

Fakta: Tidak ada seorangpun yang dapat mengontrol pikiran kita, kecuali kita memperbolehkannya. Tidak ada sekalipun waktu kita bisa kehilangan kontrol terhadap pikiran kita sendiri, bahkan ketika kita tidur sekalipun. Pikiran (bawah sadar) kita mampu untuk selalu mengetahui sugesti yang tidak kita setujui, atau tidak mengerti, dan mampu secara langsung menolak hal tersebut bila bertentangan dengan nilai dasar kita.


Mitos 2: Saya akan berbuat hal-hal yang memalukan, seperti menggongong seperti anjing, dll.

Fakta: Asumsi ini berdasarkan pada Stage Hypnosis (utk entertainment) dan film-film semata. Pada kenyataannya, orang-orang yang ditampilkan pada acara-acara stage hypnosis di televisi merupakan orang orang yang mengajukan diri untuk tampil dan membiarkan diri mereka untuk menerima sugesti-sugesti yang bersifat konyol untuk keperluan entertainment. Ada beberapa persiapan yang dilakukan oleh seorang performer Stage Hypnosis terlebih dahulu dibelakang panggung sebelum acara tersebut dilakukan.


Mitos 3: Hipnotis merupakan sesuatu yang didasari dari ilmu hitam atau hal supranatural

Fakta: Hipnotis merupakan proses alami yang telah diteliti dan dipelajari secara ilmiah. Seorang hypnotist (ahli hipnotis) bukan merupakan seorang paranormal atau sebangsanya yang memiliki “kekuatan” gaib/ istimewa. Hypnosis/Hypnotherapy merupakan sebuah bidang ilmu yang berdasarkan riset secara klinis oleh beberapa orang psikolog terkemuka, seperti Dr. Sigmund Freud dan Dr. Carl Jung, dan oleh Dr. Milton Erikson dan Dr. John Kappas.


Mitos 4: Jika saya dihipnotis, maka saya tidak akan sanggup bangun sendiri

Fakta: Hypnosis merupakan proses yang sangat ilmiah dan aman, dan faktanya adalah bahwa hipnosis merupakan keadaan dengan kesadaran yang luar biasa. Banyak orang yang “menyimpulkan” atau “menyamakan” proses hypnosis dengan “lepasnya” jiwa atau pikiran dari tubuh, sebenarnya hypnosis tidak ada sama sekali hubungannya dengan perginya jiwa atau pikiran kita dari tubuh, sehingga kita mampu dan sanggup bangun walaupun sebelum penghipnotis membangunkan kita. Setiap saat ada keadaan yang bisa membahayakan jiwa kita, kita mampu secara natural keluar dari keadaan hypnosis dengan membuka mata dan berbicara, serta terbangun dalam kondisi yang sangat baik.


Mitos 5: Saya belum pernah memasuki kondisi hypnosis sebelumnya

Fakta: Tiap orang secara alami memasuki keadaan hipnotis paling sedikit 2 kali sehari, yaitu sebelum tidur di malam hari dan ketika bangun dari tidur di pagi hari. Ketika kita menonton film, menonton TV, mengendarai kendaraan, atau saat membaca buku yang mengasyikkan, dimana secara focus dan emosi kita terbawa kedalamnya, sebenarnya saat itupun kita memasuki sebuah kondisi di dalam pikiran kita (terdeteksi dengan alat pengukur secara ilmiah) yang kita sebut sebagai hypnotic trance. Jadi, sebenarnya kita seringkali memasuki kondisi hypnosis tanpa kita sadari.


Mitos 6: Hipnotis merupakan pengobatan yang ajaib

Fakta: Hipnotis merupakan metode yang relatif cepat untuk menanamkan kemajuan yang permanen, tetapi bukan merupakan keajaiban hypnosis. Setiap individu pasti mengalami perubahana pada kecepatannya sendiri-sendiri, dan berbeda untuk satu orang dengan orang yang lainnya. Mengapa? Karena proses hypnosis sangat bergantung pada keadaan pikiran, nilai dasar, dan banyak system di dalam pikiran bawah sadar seseorang. Berhati-hatilah pada orang-orang yang mengklaim keberhasilan dalam waktu cepat.


Mitos 7: Hipnotis merupakan perangkat yang hebat untuk membuat seseorang “mengaku”

Fakta: Sesi hypnotherapy merupakan sesi yang bersifat individu, privat, dan rahasia. Sesi hypnotherapy belum dapat digunakan untuk pengakuan di pengadilan. Hypnosis bukan merupakan alternatif untuk deteksi kebohongan. Memang dengan beberapa teknik tertentu, kita bisa mengetahui (secara garis besar) apakah seseorang mengatakan sesuatu kebenaran atau tidak, tetapi hypnosis tidak dapat digunakan untuk memaksa seorangpun untuk mengatakan “yang sebenarnya” atau mengakui sesuatu.


Mitos 8: Ketidak di hipnotis, saya akan kehilangan semua sensitifitasan saya terhadap sekeliling saya, dan tidak akan mengingat sesudahnya.

Fakta: Hypnosis bukan merupakan kondisi ketidaksadaran dalam tidur. Kenyataannya, banyak orang yang melaporkan memiliki peningkatan sensitifitasan, konsentrasi, dan fokus, dan bahkan dapat mendengar dengan lebih baik selama sesi berlangsung. Jika terjadi kejadian seseorang “lupa” apa yang telah terjadi setelah sesi Hypnosis, maka semua hal yang seolah-olah ia lupakan tersebut dengan mudah dapat diingat kembali dengan sebuah proses tertentu.


Mitos 9: Self-Hypnosis lebih aman, lebih baik, atau lebih efektif daripada datang ke seorang profesional Hypnotherapist

Fakta: Self-Hypnosis terkadang dapat berbahaya ketika tidak diajarkan oleh seorang instruktur profesional, seperti munculnya kebiasaan negatif atau kepercayaan tentang seseorang yang dimasukkan yang tergantung pada sugesti yang diberikan. Hal ini dapat menyebabkan stress dan masalah dalam jangka panjang. Hypnotherapy secara langsung mampu mengakses pikiran bawah sadar, sementara Self-Hypnosis tidak mampu sedalam itu. Terkadang beberapa value (nilai dasar) dan belief (kepercayaan) yang kita miliki sebelumnya, bisa menghambat kecepatan pengaruh dari self hypnosis.


Mitos 10: Saya tidak dapat di hipnotis

Fakta: Hal ini merupakan kepercayaan umum, yang diwaktu sekarang, telah terbukti salah. Yang membedakan hanyalah waktu dan proses yang dibutuhkan. Ada orang yang dalam waktu relatif cepat mampu masuk ke dalam kondisi Hypnosis, dan ada yang membutuhkan waktu cukup panjang. Faktor-faktor yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk masuk ke Hypnosis state antara lain faktor Stress, faktor gangguan dalam pancaindra (masalah di pendengaran atau kemampuan berbicara), maupun masalah dalam intelektual (keterbelakang mental, dll).

Anak VS Orang Tua, Siapa yang Salah?

Anak VS Orang Tua, Siapa yang Salah?

Membentuk keluarga ideal, membangun jembatan komunikasi antara orang tua dan anak


Anda pasti tahu bahwa banyak sekali problematika yang terjadi di antara hubungan antara orang tua dan anak. Dari permasalahan seputar kemalasan sekolah, susah konsentrasi, sampai pada penggunaan obat-obatan terlarang. Anda tahu bahwa terkadang hanya diperlukan cara yang sederhana untuk mengatasi permasalahan ini?.

Kita tahu bahwa permasalahan seputar orang-tua dan anak terkadang membingungkan, siapa yang salah? Pertanyaan seperti inilah yang seringkali justru membuat masalahnya semakin besar dan sulit untuk dipecahkan. Mengapa? Karena terkadang kita justru terfokus pada siapa yang salah, dibandingkan mencoba untuk mencari apa yang perlu dirubah, dan siapa yang perlu melakukannya.

Sebenarnya kita semua memiliki potensi yang luar biasa besarnya, tetapi lingkunganlah yang memberikan peranan besar dalam membentuk karakter dan citra diri kita ketika kita beranjak dewasa”.

Dalam hal ini, banyak sekali contoh, bahwa betapa seorang anak merupakan hasil dari program yang ditanamkan oleh orang-tuanya.

Perbuatan yang dilakukan oleh seorang anak ketika ia masih kecil maupun ketika ia beranjak dewasa, merupakan hasil dari program yang diberikan oleh orang tuanya, baik secara sadar maupun tak sadar”.

Terlihat dengan jelas bahwa apapun yang dilakukan oleh orang tua akan berpengaruh langsung, baik yang disampaikan secara langsung (verbal) maupun tidak langsung (non-verbal).

Contoh dari sering terjadinya kesimpang siuran program yang diterima oleh seorang anak adalah seperti kasus berikut. Sebut saja Lisa (6 tahun), saat ini dalam kondisi gundah. Seringkali kedua orang tuanya mengajarkan untuk tidak berbohong, bahwa berbohong itu merupakan hal yang tidak baik dengan berbagai macam dalih, dari agama sampai kepantasan. Tetapi yang terjadi saat ini, kedua orang tuanya pulalah yang juga terkadang menunjukkan perilaku yang sangat bertolak belakang dengan apa yang mereka sendiri sampaikan. Pernah suatu ketika, saat Lisa menerima sebuah telepon dari rekan kerja ayahnya, dan ia bergegas menyampaikannya pada ayahnya. Ayahnya berkata “kamu bilang aja, ayah sedang nggak ada dirumah ya sayang, bilang aja gitu…”. Beberapa hal sejenis yang bertentangan terjadi semakin membuatnya bingung mengenai nilai-nilai yang akan dan harus dianutnya. Hal ini berproses di dalam pikiran Lisa, dan terkadang memberikan hasil yang sama sekali baru, seperti “kalau gitu, aku belum boleh berbohong sekarang, tetapi kalau sudah gede, aku boleh bohong…” pikir Lisa. Kapan Lisa akan mulai berbohong? Ketika dalam pikirannya sudah ada asumsi bahwa saat itu dia sudah beranjak dewasa.

Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak sepenuhnya adalah produk dari diri mereka sendiri dan seringkali menimpakan sepenuhnya kesalahan pada si anak, ada anak yang terjerumus ke dalam pergaulan yang negatif maupun obat-obatan terlarang, saat ini makin merasa tidak berharga karena seringkali orang tua kelewat protektif atau bahkan menyalahkan si anak secara berlebihan. Hal ini menyebabkan di dalam pikiran anak tersebut, hanya ada satu hal yang mampu membuatnya merasa nyaman, yaitu pergaulan atau obat-obatan tersebut”.

Terlihat jelas di sini bahwa rasa sayang yang berlebihan mampu membuat si anak justru berada dalam posisi yang berlawanan. Tentu saja tidak ada orang tua yang bermaksud untuk mencelakakan anaknya, tetapi di lain pihak, seorang anak memiliki cara berpikir yang mungkin sangat berbeda. Perbedaan pola pikir inilah yang menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anaknya merupakan hal yang sangat penting. Komunikasi akan menghasilkan hubungan yang harmonis, tetapi juga mampu menghasilkan sebuah jurang yang sangat dalam, dan yang terpenting adalah, itu semua merupakan pilihan kita sendiri.

Karena komunikasi merupakan kunci dari keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak, terlebih lagi, merupakan hal yang terpenting dari jadi atau tidaknya ia seseorang di masyarakat, maka banyak aspek mengenai komunikasi yang seharusnya dipelajari dengan lebih mendalam. Ada banyak hal mengenai komunikasi yang menarik untuk dipelajari, baik komunikasi yang bersifat verbal maupun non verbal. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk meraih apa tujuan yang diharapkan.

Hypnosis = Komunikasi + Psikologi

Metode komunikasi efektif, baik verbal maupun non verbal, secara sederhana dapat dipelajari dengan waktu yang relatif singkat. Model komunikasi + psikologi terapan, dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi parenting (hubungan orang tua dan anak). Komunikasi + psikologi terapan ini merupakan dasar dari Hypnotherapy terapan (Western Hypnosis).

Seorang anak sebenarnya merupakan subjek yang sangat baik untuk hypnosis dan hypnotherapy. Diawal setiap program, seorang hypnotherapist biasanya menyempatkan waktunya untuk berbincang-bincang dengan orang tua maupun anak yang sedang menjalani sesi terapi; untuk mengetahui apa yang disukai dan tidak disukainya. Hal ini akan memastikan bayangan terbaik yang akan digunakan, sehingga anak tersebut akan memiliki respon positif terhadap hypnotherapy.

Saat mereka mengembangkan durasi perhatian yang cukup, seorang anak sangat mudah memasuki kondisi hypnosis. Seorang anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bermain games dan memasuki dunia fantasi atau pengalaman dalan berpura-pura; yang kemudian mereka masuk secara total kedalamnya.

Karena alasan inilah, permainan dapat merupakan metode yang sangat baik untuk menerapkan sugesti yang bersifat terapi. Boneka tangan dan boneka hewan biasanya mampu menarik perhatian seorang anak dan merupakan alat yang sangat bagus untuk menerapkan sugesti terapetic.

Seorang anak mungkin tidak menyadari kekuatan dari visualisasi, walaupun mereka memiliki bakat alami untuk berkhayal dan menggambarkan berbagai hal di pikiran mereka. Mereka merespon dengan sangat baik terhadap kisah-kisah dan dongeng sebelum tidur. Mereka senang membayangkan bahwa mereka merupakan bagian dari cerita yang sedang diceritakan, dan mereka masuk ke dalam kondisi hypnosis dengan mudah.

Hypnotherapy juga dapat memberikan beberapa hal yang positif bagi anak-anak usia remaja. Hypnotherapy dapat secara efektif meningkatkan kemampuan konsentrasi dan belajar. Hypnotherapy juga dapat berguna untuk menghadapi masalah perilaku, seperti kenakalan remaja dan ketergantungan obat. Pada remaja, motivasi merupakan hal yang sangat penting. Adalah suatu hal yang esensial bahwa mereka mengerti dan menginginkan perubahan itu terjadi pada diri mereka sendiri.

Jadi, apakah kita termasuk orang tua yang ingin meningkatkan kualitas hubungan anda dengan anak? Atau ada kualitas hubungan yang perlu ditingkatkan dalam kehidupan anak kita saat ini?


Kirdi Putra, CHI, CHt, NLP.

Professional Personal Coach

(Professional Hypnotherapy, NLP, Spiritual Enhancement Program, etc)

Hypnosis Training Institute of Indonesia (HTII)

Phone. 08561076322

http://htii.blogspot.com/

For things to change, I have to change

Hasil Polling Bulan April 2008

Aku ingin diterapi MOTIVASI adalah keinginan terbanyak untuk polling bulan April 2008. Motivasi menempati nilai 66 % atau 12 orang dari 18 orang yang ikut Polling. Tempat kedua adalah kebanyakan orang ingin terapi Slimming (22%), lalu terapi masalah rumah tangga dan trauma masing-masing 5 %, Terlepas narkoba dan rokok masing-masing 5 %. Phobia masih tidak menjadi sasaran untama tujuan orang menerapi dirinya.

Terima Kasih Nantikan Polling Berikutnya