Anak VS Orang Tua, Siapa yang Salah?


Membentuk keluarga ideal, membangun jembatan komunikasi antara orang tua dan anak

Anda pasti tahu bahwa banyak sekali problematika yang terjadi di antara hubungan antara orang tua dan anak. Dari permasalahan seputar kemalasan sekolah, susah konsentrasi, sampai pada penggunaan obat-obatan terlarang. Anda tahu bahwa terkadang hanya diperlukan cara yang sederhana untuk mengatasi permasalahan ini?

Kita tahu bahwa permasalahan seputar orang tua dan anak terkadang membingungkan, siapa yang salah? Pertanyaan seperti inilah yang seringkali justru membuat masalahnya semakin besar dan sulit untuk dipecahkan. Mengapa? Karena terkadang kita justru terfokus pada siapa yang salah, dibandingkan mencoba untuk mencari apa yang perlu diubah, dan siapa yang perlu melakukannya.

Sebenarnya kita semua memiliki potensi yang luar biasa besarnya, tetapi lingkungan lah yang memberikan peranan besar dalam membentuk karakter dan citra diri kita ketika kita beranjak dewasa. Seorang anak merupakan hasil dari program yang ditanamkan oleh orang tuanya. Perbuatan yang dilakukan oleh anak tersebut ketika ia masih kecil maupun ketika ia beranjak dewasa, merupakan hasil dari program yang diberikan oleh orang tuanya, baik secara sadar maupun tak sadar. Terlihat dengan jelas bahwa apapun yang dilakukan oleh orang tua akan berpengaruh langsung, baik yang disampaikan secara langsung (verbal) maupun tidak langsung (non-verbal).

Contoh dari sering terjadinya kesimpangsiuran program yang diterima oleh seorang anak adalah seperti kasus berikut. Sebut saja Lisa (6 tahun), saat ini dalam kondisi gundah. Seringkali kedua orang tuanya mengajarkan untuk tidak berbohong, bahwa berbohong itu merupakan hal yang tidak baik dengan berbagai macam dalih, dari agama sampai kepantasan. Tetapi yang terjadi saat ini, kedua orang tuanya pula lah yang juga terkadang menunjukkan perilaku yang sangat bertolak belakang dengan apa yang mereka sendiri sampaikan. Pernah suatu ketika, saat Lisa menerima sebuah telepon dari rekan kerja ayahnya, dan ia bergegas menyampaikannya pada ayahnya. Ayahnya berkata, “Kamu bilang aja, Ayah sedang nggak ada di rumah ya sayang, bilang aja gitu…” Beberapa hal sejenis yang bertentangan terjadi semakin membuatnya bingung mengenai nilai-nilai yang akan dan harus dianutnya. Hal ini berproses di dalam pikiran Lisa, dan terkadang memberikan hasil yang sama sekali baru, seperti “Kalau gitu, aku belum boleh berbohong sekarang, tetapi kalau sudah gede, aku boleh bohong…” pikir Lisa. Kapan Lisa akan mulai berbohong? Ketika dalam pikirannya sudah ada asumsi bahwa saat itu dia sudah beranjak dewasa.

Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak sepenuhnya adalah produk dari diri mereka sendiri dan seringkali menimpakan sepenuhnya kesalahan pada si anak. Ada anak yang terjerumus ke dalam pergaulan yang negatif maupun obat-obatan terlarang, saat ini makin merasa tidak berharga karena seringkali orang tua kelewat protektif atau bahkan menyalahkan si anak secara berlebihan. Sehingga di dalam pikiran anak tersebut, hanya ada satu hal yang mampu membuatnya merasa nyaman, yaitu pergaulan atau obat-obatan tersebut.

Terlihat jelas di sini bahwa rasa sayang yang berlebihan mampu membuat si anak justru berada dalam posisi yang berlawanan. Tentu saja tidak ada orang tua yang bermaksud untuk mencelakakan anaknya, tetapi di lain pihak, seorang anak memiliki cara berpikir yang mungkin sangat berbeda. Perbedaan pola pikir inilah yang menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anaknya merupakan hal yang sangat penting. Komunikasi akan menghasilkan hubungan yang harmonis, tetapi juga mampu menghasilkan sebuah jurang yang sangat dalam, dan yang terpenting adalah, itu semua merupakan pilihan kita sendiri.

Karena komunikasi merupakan kunci dari keharmonisan hubungan antara orang tua dan anak, terlebih lagi, merupakan hal yang terpenting dari jadi atau tidaknya ia seseorang di masyarakat, maka banyak aspek mengenai komunikasi yang seharusnya dipelajari dengan lebih mendalam. Ada banyak hal mengenai komunikasi yang menarik untuk dipelajari, baik komunikasi yang bersifat verbal maupun non verbal. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk meraih apa tujuan yang diharapkan. Metode komunikasi efektif, baik verbal maupun non verbal, secara sederhana dapat dipelajari dengan waktu yang relatif singkat. Komunikasi efektif yang dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi, seperti parenting (hubungan orang tua dengan anak), marketing, sampai pada Hypnosis (Western Hypnosis).

Jadi, apakah Anda termasuk orang tua yang ingin meningkatkan kualitas hubungan dengan anak Anda? Atau merasa bahwa ada suatu masalah dalam kehidupan anak Anda saat ini?

UCAPAN SELAMAT GUBERNUR DKI YANG BARU


HTII DAN NARAPATIH MIND AND MENTAL CLINIC

MENGUCAPKAN SELAMAT ATAS DILANTIKNYA 

GUBERNUR DKI JAKARTA

H.JOKO WIDODO

(Jokowi)

DAN WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA

BASUKI TJAHAYA PURNAMA

(Zhong Wan Xie/Ahok)

SUKSES DAN SELAMAT BERTUGAS